Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana mengganti nama Bank DKI. Perubahan ini direncanakan Pramono tak lama berselang setelah Bank DKI mengalami sejumlah kendala pelayanan.
Ia menjelaskan keputusan rebranding bank DKI akan dilakukan dalam jangka waktu menengah. Beberapa nama potensial untuk mengganti nama Bank DKI tersebut diantaranya Bank Jakarta, Bank Betawi, atau Bank Global.
“Itu (nama baru) sedang kami pikirkan dan segera akan kami putuskan,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025),
Adapun rencana perubahan nama tersebut juga dilakukan menimbang perubahan nomenklatur dari DKI menjadi DKJ, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
“Karena nanti Jakarta sudah tidak lagi menjadi Ibu kota, tentunya kami tidak bisa menggunakan kata DKI,” ucapnya.
Selain itu, rencana rebranding juga sejalan dengan rencana persiapan Initial Public Offering (IPO). Harapannya, agar bank tersebut dapat melantai di bursa dalam satu tahun ke depan agar publik dapat ikut mengontrol.
“Mudah-mudahan ketika pasarnya baik, Bank DKI ini bisa melakukan IPO. Karena bagi saya, kalau bisa IPO supaya yang mengontrol adalah publik,” tuturnya.
Sementara, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, mengungkapkan rebranding dilakukan sebagai penyesuaian atas perubahan status dan nama provinsi, bukan semata-mata karena insiden gangguan sistem baru-baru ini. Namun begitu, momentum tersebut sekaligus menjadi pendorong rencana transformasi Bank tersebut.
Dia menyebut, momentum gangguan sistem tersebut diharapkan bisa menjadikan Bank DKI menjadi bank yang lebih maju, dikelola oleh profesional, hingga rencana jangka panjang untuk membawa Bank DKI IPO.
