Market

Lemhannas Prihatin Tarif Impor Baru AS Bakal Pengaruhi Ketahanan Ekonomi Indonesia


Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily prihatin dengan kebijakan tarif impor baru yang dikenakan ke Indonesia oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebab hal itu akan berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Menurut Ace, kebijakan Trump ini juga akan memperkeruh ketidakpastian global yang tidak hanya dialami Indonesia saja mengingat hampir semua negara yang memiliki hubungan dagang dengan Amerika Serikat akan terdampak akibat kebijakan tarif Presiden Trump ini.

“Saya kira pemerintah sudah mempersiapkan langkah antisipatif untuk menyikapi kebijakan tarif Presiden Trump,” kata Ace kepada wartawan, Jumat (4/4/2025).

Ia pun menyarankan pada pemerintah agar memperkuat kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain yang selama ini telah dijalin dengan baik.

Baca Juga:  Tak Hanya Wong Kecil Berkantong Tipis Jadi Korban Pinjol, Bank Besar Juga Kena

“Misalnya, kerjasama yang dirintis dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) harus ditingkatkan, menjadi kerja sama ekonomi dan perdagangan dan menjadi bagian dari perluasan mitra dagang Indonesia. Demikian juga dengan upaya membangun kerjasama ekonomi melalui OECD,” tuturnya.

Indonesia juga harus segera menggenjot kebijakan hilirisasi dan reindustrialisasi yang telah dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto. Hilirisasi ini menjadi bagian dari memperkuat ketahanan ekonomi nasional yang berbasis pada sumber kekayaan alam Indonesia yang melimpah.

“Selain itu, Pemerintah beserta otoritas keuangan harus terus mewaspadai dampak dari kebijakan Presiden Trump ini terhadap kondisi moneter dan fiskal kita,” jelas TB.

Presiden Trump pada Rabu (2/4/2025) mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.

Baca Juga:  Pemudik Hanya Turun 4 Persen, Menhub Dudy: Terlalu Dini Sebut Pemicu Ekonomi Lesu

Gedung Putih dalam unggahan di Instagram menuliskan Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.

Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen.

Back to top button