SulselNews

Pakar Politik Sebut Ada Efek Prabowo Tingginya Hasil Survei Andalan Hati di Pilgub Sulsel

INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Sejumlah lembaga survei merilis hasil penelitiannya untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024. Hasilnya, pasangan calon (Paslon) nomor urut 02 Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Harti) unggul dari Paslon nomor urut 01 Moh Ramdhan “Danny Pomanto”-Azhar Arsyad (DIA).

Salah satunya, lembaga survei Citra Publik Indonesia (CPI)- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang baru saja merilis temuan riset terbarunya untuk Pilgub Sulsel 2024. Elektabilitas Andalan Hati mencapai angka 61,4 persen dan DIA, hanya memperoleh 12,9 persen. Sisanya, 25,7 persen belum menentukan pilihan, tidak menjawab dan merahasiakan.

Pakar Poltik, Asratillah menyebut selisih lebih dari 20 persen itu sangat sulit untuk terkejar. Unggulnya elektabilitas Andalan Hati juga dinilainya ada dua faktor kunci yakni pertama terkait faktor ketokohan.

Baca Juga:  Tewaskan 4 Orang, Kebakaran Hutan Korsel Jadi Bencana Nasional

“Saya maksudkan di sini dari kapasitas dan rekam jejak pribadi dari Andi Sudirman dan Fatmawati. Pak Andi Sudirman pernah menjabat sebagai gubernur dan bagaimana ketika berposisi sebagai incumbent di Pilkada yang punya peluang besar secara statistik untuk memenangkan pertarungan. Kemudian Bu Fatmawati Rusdi juga punya pengalaman tanding dan berpolitik yang cukup panjang,” katanya, Rabu (23/10/2024).

Faktor kedua, lanjut dia terkait dukungan partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di kubu Andalan Hati yang sedikit banyak berkontribusi untuk meningkatkan peluang elektoral pasangan Andalan Hati.

“Apalagi citra Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres sangat melekat di pasangan Andalan Hati,” papar Asratillah yang juga Direktur Politik Profetik Institut.

Baca Juga:  OKI Kutuk Israel Sengaja Targetkan Jurnalis di Gaza

Di sisi lain, kata Asratillah meskipun lawannya disinyalir melakukan serangan kampanye hitam, tidak akan memengaruhi keunggulan elektabilitas pasangan Andalan Hati. Namun menurutnya, masyarakat dalam konteks pemilih di Sulawesi Selatan belum seperti di provinsi lainnya.

Seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, ataupun Jawa Timur yang memang menjadikan isu kampanye hitam sebagai salah satu referensi untuk memilih.

“Dan saya melihat black campaign (kampanye hitam) yang ditujukan ke Andalan Hati yang jika dibandingkan dengan hasil-hasil survei ini yah tidak terlalu signifikan dalam memengaruhi elektabilitas pasangan Andalan Hati,” ungkap Asratillah.

Back to top button