Market

BPS: Neraca Dagang Oktober 2022 Cetak Surplus Ke-30 Sebesar Rp85,05 Triliun

Selasa, 15 Nov 2022 – 14:06 WIB

BPS: Neraca Dagang Oktober 2022 Cetak Surplus Ke-30 Sebesar Rp85,05 Triliun

Badan Pusat Statistik (BPS) catat neraca dagang surplus ke-30 di Oktober 2022.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Oktober 2022 mencetak surplus ke-30 senilai US$5,67 miliar. Setara Rp85,05 triliun dengan kurs Rp15.000/US$.

Asal tahu saja, surplus neraca perdagangan terjadi sejak Mei 2020, pertanda nilai ekspor lebih gede ketimbang kecil. Dan, surplus Oktober 2022 lebih gede ketimbang September 2022 yang mencapai US$4,97 miliar. Atau setara Rp74,55 triliun. “Surplus neraca perdagangan terutama ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas,” kata Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga:  Tingkat Hunian Hotel di Bali Turun padahal Kunjungan Turis Naik, Pengusaha Salahkan Pemda

Setianto memaparkan, kontribusi neraca perdagangan nonmigas terbesar surplus Oktober 2022 adalah yang terbesar. Di mana, surplus nonmigas mencapai US$7,66 miliar atau setara Rp114,9 triliun. Disumbang surplus perdagangan bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Sedangkan neraca perdagangan migas sepanjang Oktober 2022, mengalami defisit US$1,99 miliar, setara Rp29,85 triliun. Defisit utamanya disumbang komoditas minyak mentah dan hasil minyak.

Dan, BPS mencatat, total nilai ekspor sepanjang Oktober 2022 mencapai US$24,81 miliar, atau setara Rp372,15 triliun. Naik 0,13 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dibandingkan September yang sebesar US$24,71 miliar, setara Rp370,65 triliun. Secara tahunan, ekspor Oktober 2022 naik 12,3 persen (yoy) ketimbang periode Oktober 2021, sebesar US$22,09 miliar, setara Rp331,35 triliun.

Baca Juga:  Jangan Pernah Remehkan Pasar Saham, Duit Asing Minggat Nyaris Rp30 Triliun dalam Tiga Bulan

Nilai ekspor migas tercatat US$1,38 miliar, setara Rp20,7 triliun. Sementara dari kelompok non migas, yakni ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai US$430 juta (Rp6,45 triliun), ekspor tambang US$5,97 miliar (Rp89,55 triliun), serta ekspor industri pengolahan US$17,04 miliar (Rp255,6 triliun).

Namun beda nasib dengan impor Oktober 2022 yang justru merosot, BPS mencatat total impor September 2022 sebesar US$19,14 miliar, atau Rp287,1 triliun. Angka itu turun 3,4 persen dibandingkan September 2022 sebesar US$19,81 miliar atau setara Rp297,15 triliun. Jika dibandingkan September 2021, nilai impor mencatat kenaikan 17,44 persen dari US$16,29 miliar, setara Rp244,35 triliun.

Lebih detilnya, impor migas mencapai US$3,36 miliar, setara Rp50,4 triliun. Dari kelompok nonmigas, impor barang konsumsi senilai US$1,75 miliar (Rp26,25 triliun), ekspor bahan baku US$14,31 miliar (Rp214,65 triliun), serta impor barang modal US$3,08 miliar (Rp46,2 triliun).

Baca Juga:  Pedagang Makanan dan Minuman di TMII Untung Besar selama Libur Lebaran Dampak Naiknya Pengunjung

Back to top button