News

Israel Bunuh Enam Warga dalam Operasi Militer Terbaru di Kamp Jenin Tepi Barat


Setidaknya enam warga Palestina tewas di Tepi Barat setelah Israel melancarkan operasi militer di Jenin pada Selasa (21/1/2024). Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub mengatakan bahwa operasi itu adalah invasi kamp (pengungsi). 

“Itu terjadi dengan cepat, helikopter Apache di langit dan kendaraan militer Israel di mana-mana,” katanya kepada AFP. 

Pasukan Otoritas Palestina (PA), yang telah melakukan operasi terhadap faksi-faksi Palestina di daerah tersebut sejak awal Desember, meninggalkan beberapa posisinya di sekitar kamp tersebut sebelum kedatangan pasukan Israel, kata sumber-sumber lokal.

Juru bicara pasukan keamanan Palestina, Anwar Rajab, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel telah menembaki warga sipil dan pasukan keamanan, mengakibatkan cedera pada beberapa warga dan sejumlah personel keamanan, salah satunya dalam kondisi kritis.

Menanggapi serangan Israel, Hamas mendesak warga Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan pertempuran melawan pasukan Israel dalam menanggapi serangan militer di Kota Jenin, kata kelompok militan itu dalam sebuah pernyataan.

Pemukim Israel Kejam

Serangan terhadap Jenin dilakukan setelah penangkapan setidaknya 70 warga Palestina oleh pasukan Israel selama penyerbuan di Provinsi Qalqilya, Tepi Barat, sehari sebelumnya di tengah amukan pemukim yang kejam di wilayah yang diduduki.

Baca Juga:  Lebih dari 90 Orang Dikhawatirkan Terjebak di Apartemen Myanmar Akibat Gempa

Menurut kantor berita Palestina Wafa, pasukan Israel menyerbu Kota Azzun di barat laut Tepi Barat, dengan unit lapis baja memasuki kota dan menahan sebagian besar pemuda Palestina setelah menyerbu bangunan tempat tinggal.

Saksi mata mengatakan pasukan Israel memaksa mereka berbaring di tanah, melakukan interogasi, penghinaan, dan penganiayaan. Video yang dibagikan secara daring menunjukkan pasukan Israel menggiring warga Palestina yang ditahan dalam satu barisan melalui kota itu dengan todongan senjata. Namun, rekaman tersebut belum diverifikasi secara independen.

Alasan penahanan para pemuda dan nasib mereka masih belum diketahui, namun hal itu mendorong kekhawatiran bahwa Israel menahan lebih banyak warga Palestina untuk mengganti pembebasan sekitar 90 orang pada hari Minggu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.

“Apa yang mereka lakukan di Qalqiya malam ini sungguh mengerikan. Mereka memberlakukan jam malam, menutup semua toko dan pertokoan, menyerbu masjid, mengumpulkan semua pria,” tulis salah satu pengguna X di platform media sosial tersebut.

“Mereka sebaiknya membebaskan semua orang dan tidak menambah tahanan lagi karena mereka yang sudah di penjara sudah dibebaskan,” tambah pengguna tersebut.

Baca Juga:  Kejagung Temukan Koper Duit Rp5,5 Miliar di Kolong Kasur Hakim Ali, Tersangka Suap Perkara CPO

Sebagian besar tahanan Palestina yang digunakan Israel dalam kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas di Gaza ditahan di bawah penahanan administratif, yang berarti mereka belum didakwa atau diadili atas kejahatan apa pun.

Serangan terhadap Azzun terjadi di tengah merebaknya kekerasan pemukim di dan sekitar kota-kota lain di Qalqiya dan bagian lain Tepi Barat. Pemukim Israel dilaporkan membakar kendaraan dan properti di bawah perlindungan pasukan Israel juga melukai beberapa warga Palestina di Kota Jinasfut dan Funduq.

Jalal Bashir, Kepala Dewan Desa Jinasfut, mengatakan kepada Wafa bahwa sekelompok pemukim Israel menyerbu desanya, membakar tiga rumah, sebuah tempat pembibitan, dan bengkel. Selain itu, para pemukim juga membakar beberapa kendaraan milik warga Palestina.

Seorang warga Palestina mengalami cedera kepala saat berupaya mempertahankan rumahnya, sementara beberapa lainnya memerlukan perawatan medis karena menghirup gas air mata. Secara total, Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa 21 warga Palestina terluka selama serangan itu. 

Di Tepi Barat selatan, pemukim Israel menyerbu sebuah rumah Palestina di daerah Masafer Yatta, sementara puluhan pemukim menyerang kendaraan Palestina dengan batu di selatan Hebron, menyebabkan kerusakan signifikan pada beberapa di antaranya.

Baca Juga:  2 Pelaku Pembakar Mobil Polisi Langsung Ditahan!

Rekaman yang dibagikan secara daring oleh Yesh Din, yang memantau kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, menunjukkan mobil-mobil Palestina dibakar oleh para pemukim, sementara api juga berkobar di sebuah bangunan. “Gencatan senjata? Tidak di Tepi Barat. Malam ini, puluhan pemukim menyerang desa-desa Palestina di seluruh Tepi Barat,” tulis kelompok itu di X.

“Di Desa Sinjil – Pemukim membakar dua rumah dan sedikitnya empat kendaraan…Di Desa Ein Siniya – Pemukim menyerang dan membakar rumah-rumah,” kelompok itu menambahkan.

Kekerasan pemukim tersebut menyusul penandatanganan perintah eksekutif oleh Presiden AS baru Donald Trump yang mencabut sanksi AS terhadap pemukim yang terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Sanksi tersebut awalnya dijatuhkan oleh Pemerintahan Biden sebagai respons atas meningkatnya kekerasan sejak perang Israel di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan atau pemukim Israel telah membunuh sedikitnya 825 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang di Gaza. Kekerasan sebenarnya telah meningkat di wilayah yang diduduki secara ilegal itu jauh sebelum terjadinya perang.

Back to top button