Dukung Sawit Berkelanjutan, Wamentan Sudaryono Apresiasi Industri Sawit Genggam ISPO

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan yang paling siap, baik dari sisi pemerintah, swasta, maupun petani. Ke depan, harus didorong untuk memasuki lebih banyak pasar dunia. Jika ekspor melesat, penerimaan negara meningkat.
“Sawit ini tinggal didorong, bagaimana bisa masuk ke banyak pasar ekspor. Kemudian dikonversi menjadi B50 sebagai bagian dari barganining kita kepada dunia,” kata Sudaryono, Jakarta, dikutip Jumat (13/9/2024).
Terkait regulasi anti deforestasi yang dicanangkan (European Union Deforestation Regulation/EUDR), kata dia, berdampak kepada turunnya ekspor minyak sawit asal Indonesia. Namun, di balik rintangan dia meyakini masih banyak jalan.
“Sebagai laporan, saya baru saja kembali dari tiga negara, dari Prancis, Belanda, dan Belgia, dan kami melihat bahwa potensinya sangat besar,” ujar Sudaryono.
Pria kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini, mendorong kolaborasi industri dan petani mewujudkan tata kelola sawit berkelanjutan melalui sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).
Dia pun memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap industri yang memiliki sertifikat sawit berkelanjutan (ISPO) serta industri yang proaktif membantu petani mendapatkan ISPO. Penghargaan itu diserahkannya pada Kamis (12/9/2024) dalam acara Perkebunan Expo (Bunex) 2024 di Tangerang Selatan, Banten.
Di mana, PT Agrindo Indah Persada (AIP) di Jambi dan Sumatra Utara, Wilmar Group menerima anugerah perkebunan Indonesia kategori ISPO, serta komitmen berkelanjutan memfasilitasi sertifikasi bagi mitra pekebun swadaya.
Kedua perusahaan itu, memfasilitasi sertifikasi ISPO bagi 1.449 pekebun swadaya dengan total luas kebun 4.022,93 hektare (ha). Angka ini menempatkan Wilmar sebagai salah satu pemain terdepan dalam mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.
“Kami mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang diberikan atas upaya keberlanjutan yang telah diinisiasi perusahaan. Kami juga mengapresiasi upaya mitra pekebun swadaya yang turut berkontribusi dalam pencapaian ini,” kata Head Sustainability Wilmar, Pujuh Kurniawan.
Sertifikasi ini, melibatkan koperasi dan kelompok tani mitra PT AIP, yaitu Koperasi Perkasa Nalo Tantan di Kabupaten Merangin, Jambi, terdiri dari 532 pekebun dengan luas lahan 2.497,53 ha.
Selain itu, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tanjung Sehati, juga di Kabupaten Merangin yang melibatkan 832 pekebun dengan lahan 1.355,40 ha. Di Sumatra Utara, Koperasi Petani Kelapa Sawit Kesepakatan, Kabupaten Asahan mencakup 85 pekebun dengan lahan 170 ha.
“Dengan mendukung sertifikasi ISPO, perusahaan tidak hanya membantu pekebun swadaya memenuhi standar keberlanjutan, tetapi juga memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam industri sawit global yang ramah lingkungan,” ujar Pujuh.
Dia menambahkan, penghargaan itu menjadi bukti nyata kontribusi Wilmar dalam memajukan keberlanjutan dan kesejahteraan pekebun swadaya di Indonesia. Langkah itu juga sebagai upaya mencapai target industri kelapa sawit yang lebih hijau dan berkelanjutan di masa depan.
“Kami juga mengapresiasi semua stakeholder yang telah memberikan dukungannya diantaranya pemerintah, NGO, akademisi, Forum Pengembangan Perkebunan Strategi Berkelanjutan (FP2SB), termasuk MISB sebagai lembaga sertifikasi ISPO yang independen,” kata Pujuh.