MUI Jabar: Hanya 4 Persen Umat Islam Indonesia Salat Berjamaah di Masjid

Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, KH. Rafani Akhyar, menyampaikan keprihatinannya terkait rendahnya tingkat partisipasi umat Islam dalam salat berjamaah. Hal ini diungkapkan dalam kajian keislaman bertajuk Tanya Jawab Keislaman Bersama Ulama Dunia yang berlangsung di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Bandung, Jawa Barat, Selasa (31/12/2024) malam.
Dalam sambutannya, KH. Rafani mengapresiasi antusiasme umat Islam yang menghadiri kajian tersebut, namun mengingatkan bahwa kehadiran dalam pengajian harus sejalan dengan peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan, termasuk dalam ibadah salat berjamaah.
“Meskipun kita mayoritas, hasil survei sederhana menunjukkan bahwa dari 87% umat Islam Indonesia yang salat, hanya 18% yang melakukannya secara berjamaah, dan yang salat berjamaah di masjid hanya 4–6%. Ini adalah tantangan besar bagi kita semua,” ujar KH. Rafani.
Salat berjamaah sendiri memiliki keutamaan yang sangat besar dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Salat berjamaah lebih utama daripada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Lebih lanjut ia menyoroti pentingnya refleksi mendalam terhadap kualitas ibadah umat Islam di Indonesia. Menurutnya, fenomena rendahnya partisipasi dalam salat berjamaah menjadi perhatian serius Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendorong perbaikan.
“Salat saja jika tidak dilakukan dengan tepat, apalagi tanpa motivasi yang benar, tidak akan memberikan nilai. Ini sesuai dengan peringatan dalam Surat Al-Ma’un,” lanjutnya.
KH. Rafani juga menyinggung perlunya program pendidikan kader ulama (PKU) yang lebih masif untuk mencetak tokoh agama yang mampu memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Hingga kini, MUI Jawa Barat telah meluluskan enam angkatan PKU, meskipun beberapa tahun terakhir sempat terhenti akibat kendala pendanaan.
Kajian ini dihadiri sejumlah ulama internasional, termasuk dari Mesir dan Libya, serta Ustaz Adi Hidayat (UAH). KH. Rafani menilai kehadiran mereka sebagai momentum berharga bagi umat Islam Indonesia untuk memperluas wawasan keislaman.
“Semoga ini menjadi refleksi bersama untuk memperbaiki kualitas ibadah dan akhlak kita, sehingga menjadi umat yang benar-benar mencerminkan Islam rahmatan lil alamin,” pungkasnya.
Kajian keislaman ini menjadi bagian dari rangkaian Milad ke-27 Pusdai Jawa Barat yang berlangsung sejak awal Desember. Acara tersebut tidak hanya menarik minat masyarakat Bandung, tetapi juga jamaah dari berbagai daerah di Jawa Barat.