Molor, Evaluasi Atlet Pelatnas PBSI Baru Dilakukan Jelang Kejuaraan Dunia 2025


Proses promosi dan degradasi atlet Pelatnas Cipayung dipastikan molor dari jadwal semula. Wakil Ketua Umum I PBSI, Taufik Hidayat, menyebut bahwa perombakan baru akan dilakukan menjelang Kejuaraan Dunia 2025 yang digelar di Paris pada 25–31 Agustus mendatang.

Sebelumnya, PBSI menjanjikan evaluasi atlet akan dilakukan selepas Piala Sudirman 2025. Namun hingga kini, belum ada keputusan resmi terkait siapa yang bertahan dan siapa yang akan didegradasi dari pelatnas.

“Evaluasi akan dilakukan secara bertahap, sebelum Kejuaraan Dunia. Ada tiga turnamen penting yang akan jadi penentu: Japan Open (15–20 Juli), China Open (22–27 Juli), dan Macau Open (29 Juli–3 Agustus),” ujar Taufik di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Menurut Taufik, performa atlet di tiga turnamen tersebut akan menjadi indikator utama dalam menentukan nasib mereka di pelatnas.

“Ada yang Sudah Habis”

Taufik menyebut beberapa atlet bahkan tidak lagi didaftarkan mengikuti turnamen-turnamen besar tersebut, seperti Japan Open (level Super 1000), China Open (750), dan Macau Open (500).

“Ada yang dari situ (turnamen) masih dipantau, ada juga yang memang sudah tidak. Untuk pertandingannya, itu dikomunikasikan oleh Binpres dan pelatih masing-masing,” jelasnya.

Taufik menambahkan bahwa sistem evaluasi dilakukan berdasarkan target yang telah dibebankan sejak awal tahun. Atlet yang tidak memenuhi target akan dievaluasi, termasuk melihat kembali catatan prestasi mereka selama menghuni pelatnas.

“Mulai dari Januari kami lihat hasil pertandingan mereka. Kalau tidak memenuhi target, kami buka lagi ke belakang. Kalau memang prestasinya tidak ada, mau sampai kapan kami pertahankan? Kami dosa juga mempertahankan orang,” tegasnya.

PBSI Siap Lakukan Perombakan

Taufik memastikan bahwa PBSI tak segan melakukan perombakan, termasuk mengganti atlet dengan talenta baru yang lebih potensial.

“Kalau ada yang lebih baik, kenapa tidak? Evaluasi ini demi perbaikan prestasi. Tidak bisa terus-menerus mempertahankan atlet yang stagnan,” katanya.

PBSI saat ini memang sedang dalam sorotan setelah hanya meraih dua gelar sepanjang semester pertama 2025—keduanya dari turnamen level Super 300—dan kembali gagal total di Indonesia Open 2025.

Exit mobile version