Liga Putri Indonesia Vakum jadi Alasan Garuda Pertiwi Takluk dari Pakistan?


Pelatih Timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki enggan menyangkal kalau ketiadaan kompetisi liga putri memang berpengaruh terhadap performa tim besutannya.

Hal itu disampaikan Mochizuki usai Garuda Pertiwi julukan Timnas putri takluk 0-2 atas Pakistan dalam laga kedua Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Rabu (2/7/2025).

“Memang pentingnya ada lingkungan yang bisa bermain untuk sepak bola putri dari umur kecil sampai level top liga,” kata Mochizuki usai laga.

Namun begitu, pelatih berkebangsaan Jepang tak ingin mengkambinghitamkan vakumnya kompetisi sebagai alasan di balik kekalahan malam itu.

Sebab, menurutnya PSSI telah berupaya keras mencari opsi lain dari ketiadaan Liga, termasuk memberikan pemusatan latihan atau TC jangka panjang, hingga melabuhkan sejumlah bintang keturunan.

“Tapi dari federasi sudah sangat membantu sepenuh tenaga dengan mengadakan TC yang panjang juga dan juga sudah membantu untuk mendatangkan pemain diaspora juga,” kata pelatih berusia 61 tahun.

“Jadinya itu tidak bisa jadi alasan buat kami dan kami ingin terus berjuang lagi ke depannya. Saya tanpa alasan apapun ingin terus membuat tim ini lebih baik lagi,” ujarnya.

Setelah ini, Claudia Scheunemann dan kawan-kawan akan berhadapan dengan Taiwan, Sabtu (5/7/2025) mendatang. Meski peluang menipis, Mochizuki menginginkan anak asuhnya bangkit dalam laga tersebut.

“Untuk pertandingan selanjutnya pasti yang harus dibenahi keduanya, taktik dan mental pemain. Apalagi selanjutnya adalah lawan yang paling kuat,” kata sang juru taktik.

“Kami punya target bukan cuma sekarang karena nanti kami mau lolos Piala Asia jadi untuk itu kami mau coba bermain dengan baik mengalahkan Taiwan dan bermain bagus,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir bersikukuh belum mau menggelar kompetisi Liga sepak bola putri dalam waktu dekat. Sesuai rencana awal, kompetisi ini baru akan dilaksanakan pada 2027 mendatang.

Etho sapaan akrab Erick mengungkapkan jumlah pemain putri saat ini masih sangat terbatas. Karena itu, memaksakan digelarnya liga dalam kondisi seperti sekarang justru dinilai kontraproduktif dan berisiko menurunkan kualitas kompetisi.

“Tidak. Bahwa seperti yang kita ketahui, saya sudah menjawab. Kita bisa lihat teman-teman, jumlah talentanya belum cukup. Mau dipaksakan juga tidak mungkin,” kata Etho.

Exit mobile version