News

Israel dan Hizbullah Saling Serang, Dikhawatirkan Eskalasi Membesar


Militer Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah saling melancarkan serangan lintas perbatasan pada Rabu (21/8/2024), yang mengakibatkan setidaknya satu orang tewas di Lebanon timur. Ketegangan antara kedua musuh tersebut terus memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas.

Mengutip New York Times, Rabu, Israel mengatakan telah menyerang fasilitas penyimpanan senjata yang digunakan oleh Hizbullah, milisi kuat yang didukung Iran, di Lebanon timur untuk kedua kalinya minggu ini. Serangan udara semalam di daerah yang dekat dengan perbatasan Suriah itu menewaskan setidaknya satu orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Lebanon.

Sebagai tanggapan, Hizbullah mengatakan telah menargetkan pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel. Militer Israel mengatakan bahwa dua rumah rusak di Desa Katzrin pada hari Rabu dan setidaknya satu orang terluka ketika puluhan proyektil menyeberang ke daerah tersebut dari Lebanon.

Baca Juga:  Prabowo, Gibran, dan Jajaran Menteri Kabinet Metah Putih Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal

Seorang juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, memposting di media sosial sebuah foto yang ia klaim sebagai rumah yang rusak di Katzrin dan mengatakan, “Tidak ada target lain di daerah tersebut selain lingkungan sipil dan anak-anak yang sedang berlibur musim panas.” Dia menambahkan: “Serangan terhadap warga sipil kami tidak akan dibiarkan tanpa balasan.”

Serangan balasan dan ancaman pejabat Israel untuk melakukan pembalasan lebih lanjut menyoroti bagaimana upaya diplomatik selama berbulan-bulan gagal meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. 

Ini terjadi ketika pemerintahan Biden memperkuat upayanya untuk mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dengan harapan mencegah perang yang lebih luas di Timur Tengah. Sementara itu, pejabat Israel dan Hamas masih dingin merespons proposal terbaru AS tersebut.

Lokasi serangan terbaru Israel, dalam jarak sekitar 40 hingga 60 mil di utara perbatasan Israel-Lebanon di Lembah Bekaa, berada lebih dalam di Lebanon dibandingkan dengan serangan-serangan harian sebelumnya yang terjadi sejak perang di Gaza dimulai. 

Baca Juga:  Pakar Hukum Curiga Petinggi Wilmar Group Terlibat Suap Rp60 Miliar, Minta Kejagung Tetapkan Tersangka

Hizbullah, seperti kelompok-kelompok lain di kawasan yang didukung Iran, telah menyerang Israel sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, yang menyebabkan terjadinya tembak-menembak lintas perbatasan dari kedua negara. Hamas juga didukung oleh Iran.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mendeteksi ledakan sekunder setelah serangan mereka pada hari Rabu, yang menunjukkan adanya sejumlah besar senjata di lokasi tersebut. 

Setidaknya tiga area menjadi target, termasuk kota Nabi Chit, menurut kantor berita negara Lebanon. Tidak ada komentar langsung dari pejabat Lebanon tentang apa yang sebenarnya dihantam.

Pada Senin lalu (19/8/2024), militer Israel juga mengatakan telah menargetkan sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di Lembah Bekaa. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan tersebut melukai hampir selusin orang, termasuk dua anak-anak.

Baca Juga:  Rawan TPPO, Waspadai Penempatan Pekerja Migran di Myanmar dan Kamboja

Ketegangan di kawasan ini meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir sejak terbunuhnya Fuad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah, dan Ismail Haniyeh, seorang pemimpin tertinggi Hamas. Israel mengeklaim bertanggung jawab atas kematian Shukr dan diyakini juga bertanggung jawab atas kematian Haniyeh. Hizbullah dan Iran telah bersumpah untuk membalas dengan lebih keras terhadap Israel.

Dalam serangan terpisah pada Rabu, militer Israel mengatakan telah membunuh seorang komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa, sebuah kelompok militan yang terkait dengan faksi Fatah Palestina yang telah berperang bersama Hizbullah.

Komandan tersebut, Khalil al-Miqdah, yang tewas dalam serangan di kota pelabuhan Sidon di Lebanon selatan, bekerja sama dengan Pasukan Pengawal Revolusi Iran yang kuat, menurut pernyataan militer Israel. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, meskipun Brigade Syuhada Al-Aqsa mengonfirmasi kematian al-Miqdah dalam sebuah pernyataan.

 

 

Back to top button