72 Hektare Sawah di Sulteng Rusak Akibat Banjir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total seluas 72 hektare lahan pertanian di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, rusak akibat banjir yang dipicu hujan ekstrem.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan hujan ekstrem atau hujan berintensitas sangat deras itu sudah mengguyur Kabupaten Konawe Utara sejak Rabu (19/3) dan seketika memicu banjir di daerah setempat.
Namun, ketika sudah mulai surut, BNPB menerima laporan dari otoritas terkait di Konawe Utara bahwa hujan dengan intensitas sangat lebat kembali mengguyur pada Ahad (6/4) dan memicu banjir di sejumlah wilayah lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyebutkan bahwa hujan mengakibatkan Sungai Lalindu meluap, dan air luapan tersebut setidaknya menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Asera, Wiwirano, Landawe, Oheo, dan Motui di Konawe Utara.
“Kerusakan mencakup 114 rumah, 72 hektare lahan pertanian, 30 hektare lahan perkebunan, serta satu titik di jalan provinsi penghubung antara Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Tengah,” kata dia.
Menurut dia, setidaknya sampai dengan Senin (7/4), dampak bencana hidrometeorologi tersebut masih berlangsung tapi sudah dalam pendampingan dari tim petugas gabungan di Konawe Utara.
Dalam upaya pendampingan tersebut, dia menambahkan bahwa kondisi warga menjadi yang diprioritaskan, di mana sedikitnya jumlah korban terdampak yang terdata sementara ada sebanyak 114 keluarga yang terdiri dari 407 orang warga.
“Kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan masih perlu ditingkatkan. Khusus kepada masyarakat, diminta untuk selalu memperbarui informasi dari sumber resmi pemerintah dan otoritas kebencanaan setempat guna menghindari risiko yang tidak diinginkan,” kata dia.