News

Gus Yahya: Pendidikan NU Tumbuh dari Semangat Khidmah, Bukan Instruksi Organisasi


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menegaskan bahwa kemajuan pendidikan di lingkungan NU lahir dari semangat khidmah yang tulus, bukan dari instruksi atau perintah organisasi. Hal ini disampaikan dalam pembukaan Kongres Pendidikan NU 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025).

Menurut Gus Yahya, pendidikan di NU merupakan hasil inisiatif independen dari masyarakat Nahdliyin yang bergerak atas kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial. 

“Kita memiliki sekitar 13 ribu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 26 ribu pesantren, 15 ribu sekolah dan madrasah, serta ratusan perguruan tinggi. Semuanya tumbuh dari inisiatif umat yang tidak menunggu komando dari atas,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana ibu-ibu Muslimat NU dengan sigap mendirikan PAUD dan raudhatul athfal ketika melihat anak-anak yang membutuhkan pendidikan dini, tanpa menunggu instruksi dari struktur organisasi. 

Baca Juga:  Polda Lampung Tetapkan Satu Anggota Brimob Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam di Way Kanan

“Mereka melihat ada anak-anak berkeliaran, lalu mereka bikin PAUD, begitu saja. Tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang bertanya. Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan,” ungkap Gus Yahya.

Namun, ia mengakui bahwa model pengelolaan seperti ini membuat banyak satuan pendidikan di NU berjalan sendiri-sendiri, tanpa keterhubungan yang kuat. “Banyak dari mereka yang berjuang mencari biaya sendiri, mengelola infrastruktur sendiri, bahkan para tenaga pendidik ada yang bekerja tanpa gaji atau sekadar menerima insentif yang layak,” lanjutnya.

PBNU Siapkan Sistem Pengelolaan Terstruktur

Melihat dinamika ini, PBNU berupaya membangun sistem tata kelola pendidikan yang lebih terstruktur, terukur, dan dapat saling terhubung dari tingkat daerah hingga pusat. “PBNU terus mengupayakan desain governing system agar unit-unit layanan pendidikan ini bisa dikelola lebih baik,” ujar Gus Yahya.

Baca Juga:  Ekonom Sebut Satgas PHK Cuma Duplikasi Tugas Kemnaker, Lebih Baik Fokus Evaluasi

Kongres Pendidikan NU 2025 ini, kata Gus Yahya, menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara seluruh komponen pendidikan NU, baik di tingkat pesantren, sekolah, hingga perguruan tinggi. “Kita ingin semua saling terkoneksi dan bisa dievaluasi untuk mencapai pendidikan yang lebih berkualitas,” tegasnya.

Selain itu, PBNU juga terus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk memperkuat ekosistem pendidikan NU. Hadir dalam kongres ini sejumlah tokoh, di antaranya Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Menteri Pembangunan Manusia Prof Pratikno, serta Rektor UGM Prof Ova Emilia.

Bagian dari Harlah Ke-102 NU

Kongres Pendidikan NU 2025 ini merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU. Acara ini diinisiasi oleh tiga lembaga pendidikan di bawah PBNU, yakni Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU (RMINU), Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP Ma’arif NU), dan Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU).

Baca Juga:  Trump Ngotot AS harus Memiliki Greenland Jelang Kunjungan JD Vance

Kongres yang berlangsung hingga hari ini Kamis (23/1/2025) ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis untuk meningkatkan peran pendidikan NU dalam mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Back to top button