TikTok Kembali Beroperasi di AS

Aplikasi berbagi video populer TikTok, yang sempat mengalami pemblokiran di AS yang disebabkan oleh sebuah undang-undang, sudah mulai kembali operasionalnya di AS pada Senin (20/1/2025).
Menurut sebuah laporan dari CNN, Donald Trump, yang akan segera dilantik sebagai Presiden AS, mengumumkan di sebuah gelaran di Washington DC bahwa ‘TikTok sudah kembali’, lebih dari 10 jam setelah pemblokiran sebelumnya berlaku.
Trump juga berbagi gagasannya mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan antara pemerintah AS dan TikTok.
Dibuka kembalinya TikTok juga dikonfirmasi oleh perusahaan tersebut.
“Sesuai kesepakatan dengan para penyedia layanan, TikTok sedang dalam proses memulihkan layanan,” kata pengelola TikTok di X setelah Trump berjanji untuk mengambil tindakan eksekutif dan ‘menyelamatkan’ platform itu setelah dilarang pemerintah AS.
“Kami berterima kasih kepada Presiden Trump yang memberikan penjelasan dan jaminan kepada para penyedia layanan kami sehingga mereka tidak akan menghadapi sanksi karena menyediakan TikTok bagi lebih dari 170 juta warga Amerika dan memungkinkan lebih dari 7 juta usaha kecil terus berkembang,” kata TikTok.
TikTok AS, yang berkantor pusat di Los Angeles, pada Jumat (17/1/2025) memperingatkan bahwa pihaknya terpaksa menutup layanannya bagi 170 juta pengguna di AS pada Minggu (19/1/2025), kecuali Presiden AS Joe Biden memberikan jaminan yang ‘definitif’.
Mahkamah Agung AS juga mendukung undang-undang yang memaksa pemilik TikTok yang berasal dari China, ByteDance, untuk menjual aplikasinya ke perusahaan Amerika atau menghadapi larangan di seluruh wilayah AS mulai Minggu, sehari sebelum pelantikan Trump.
Pascakeputusan itu, jutaan pengguna berbondong-bondong mengakses situs TikTok untuk menyatakan dukungan mereka terhadap platform tersebut.
Sebelumnya dalam sesi wawancara dengan NBC News, Trump mengatakan belum membuat keputusan akhir terkait TikTok, tetapi sedang mempertimbangkan perpanjangan selama 90 hari dari batas waktu yang jatuh pada 19 Januari 2025.