Hamas Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata, Pembebasan Sandera Bakal Ditunda

Seorang juru bicara Hamas Senin (11/2/2025) menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata termasuk menargetkan warga Palestina di Gaza dengan serangan udara. Akibatnya Hamas akan melakukan pembalasan dengan menunda pembebasan sandera berikutnya yakni pada Sabtu (15/2/2025).
Israel dan Hamas berada di tengah-tengah gencatan senjata selama enam minggu. Dalam gencatan senjata itu, Hamas membebaskan puluhan sandera yang ditangkap dalam serangannya pada 7 Oktober 2023, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Kedua belah pihak telah melakukan lima pertukaran sejak gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu, membebaskan 21 sandera dan lebih dari 730 tahanan. Pertukaran berikutnya dijadwalkan pada hari Sabtu dengan rencana pembebasan tiga sandera Israel dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menuduh Israel secara sistematis melanggar perjanjian gencatan senjata selama tiga minggu terakhir, dan mengatakan pembebasan pada hari Sabtu akan ditunda. “Pimpinan perlawanan telah memantau dengan saksama pelanggaran yang dilakukan musuh dan kegagalannya dalam menegakkan ketentuan perjanjian,” kata Abu Ubaida.
“Ini termasuk penundaan dalam mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Gaza utara, menargetkan mereka dengan serangan udara dan tembakan di berbagai wilayah di Jalur Gaza, serta gagal memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan seperti yang disepakati.”
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa Trump harus ingat bahwa satu-satunya cara untuk membawa pulang tahanan Israel adalah dengan menghormati gencatan senjata.
“Trump harus ingat bahwa ada kesepakatan yang harus dihormati oleh kedua belah pihak, dan ini adalah satu-satunya cara untuk membawa kembali para tahanan. Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan hanya memperumit masalah,” katanya.
Israel Serbu Desa-desa di Palestina
Sementara itu, pasukan Israel Senin (10/2/2025) menghancurkan sebuah rumah, dua unit tempat tinggal, dan dua rumah kaca pertanian di wilayah Palestina Masafer Yatta, terletak di selatan Hebron, yang menghadapi perintah penggusuran.
Personel Israel menyerbu Maghayir Al-Abeed, sebuah dusun di Masafer Yatta, dan menghancurkan dua kamar pertanian milik Fayez Ibrahim Makhamra dan Osama Fayez Makhamra, kantor berita Wafa melaporkan. Mereka juga menumbangkan 10 pohon dan merusak tanaman.
Di Desa Jinba, otoritas Israel menghancurkan dua unit tempat tinggal milik Ibrahim Ahmed Younis Mohammed dan mencabut tanaman dan pohon buah.
Rumah Issa Ahmed Isa Mohammed dihancurkan pasukan Israel, yang juga merusak sekitar 1.000 meter persegi pembibitan pakis nyamuk, yang berfungsi sebagai pakan ayam jantan dan ayam betina.
Masafer Yatta terdiri dari hampir 15 dusun Palestina yang terletak di wilayah selatan Tepi Barat yang diduduki. Pasukan Israel secara rutin menyerbu wilayah tersebut dalam upaya mengusir penduduknya yang berjumlah 1.150 jiwa, setengahnya adalah anak-anak. Sejak tahun 1980-an, wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai zona militer oleh Israel.