
INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Masing-masing juri bicara dari pasangan calon (Paslon) di Pilgub Sulsel menanggapi terkait putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang hanya melakukan dua kali debat bagi kandidat. Rencananya, debat pertama akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2024, dan debat kedua pada 10 November 2024 atau menjelang hari pencoblosan.
Juru Bicara Paslom nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Azhat Arsyad, Asri Tadda menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak sejalan dengan harapan mereka. Pasalnya, debat kandidat harusnya digelar lebih dari dua kali sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan KPU (PKPU).
“Karena debat menjadi momen penting untuk menguji kapasitas dan visi misi kandidat. Kami merasa aneh, KPU Sulsel malah membatasi jumlah debat menjadi hanya dua kali. Padahal, semakin banyak debat, semakin banyak kesempatan masyarakat untuk menilai kemampuan calon gubernur,” ujar Asri Tadda kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).
Asri Tadda mengatakan, masyarakat ingin mengetahui gagasan masing-masing kandidat untuk membangun Sulawesi Selatan. Sehingga dengan panggung seperti itu mereka dapat menilainya secara terbuka.
“Padahal esensi demokrasi adalah membuka ruang seluas-luasnya bagi rakyat untuk lebih mengenal “isi kepala” kandidat sebelum memilihnya. Salah satu caranya adalah melalui momentum debat,” terangnya.
Asri mengatakan bahwa bagi Danny-Azhar, debat idealnya dilakukan di sekurang-kurangnya 6 wilayah yang ada di Sulsel. Minimal di wilayah Maminasata, Ajatappareng, Bosowa, Luwu Raya, Enrekang dan Toraja Raya, serta wilayah Jenewa (Jeneponto hingga Sinjai).
Olehnya itu, ia menegaskan bahwa Danny – Azhar merasa keberatan dengan keputusan KPU Sulsel yang hanya akan mengadakan dua kali debat Pilgub, disaat debat Pilbup/Pilwalkot dilakukan tiga kali. “Ini sangat patut dipertanyakan. KPU Sulsel harus meninjau kembali keputusan ini demi menjaga kualitas demokrasi kita,” imbuhnya.
Sementara itu, tim pemenangan pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi Masse (Andalan Hati) menerima keputusan KPU tanpa masalah. Hal tu didampaaikam Juru Bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR).
“Debat satu kali oke, sepuluh kali juga oke. Andalan Hati siap dengan apa pun yang diputuskan KPU,” ujar MRR santai.
Terkait lokasi debat, MRR juga menunjukkan fleksibilitas timnya. “Mau debat di Makassar, Palopo, atau Jeneponto, bahkan kalau di Jakarta atau Dubai sekalipun, kami siap,” tambahnya.
Lebih lanjut, MRR menekankan bahwa debat bukan satu-satunya cara untuk menunjukkan kualitas kandidat. Menurutnya, ada banyak media lain seperti kampanye, media massa, dan media sosial yang bisa digunakan untuk memaparkan visi, misi, serta program pembangunan.
Namun yang paling penting, menurutnya, adalah rekam jejak kandidat. “Yang terpenting adalah rekam jejak. Apakah calon pernah berjanji dan menepatinya, itu yang menjadi tolok ukur utama,” pungkasnya.