Zaskia Mecca Laporkan Kondisi Tegangnya Gerbang Rafah di Mesir


Aktris dan pegiat kemanusiaan Zaskia Adya Mecca memimpin rombongan berisi sepuluh warga Indonesia yang bergabung dalam Global March to Gaza, aksi jalan kaki damai sejauh ±50 kilometer dari Kairo, Mesir, menuju Gerbang Rafah. Mereka terbang dari Jakarta pada Kamis (12/6) bersama perwakilan platform penggalangan dana Kitabisa.

Rombongan terdiri atas Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih Indriani, Wanda Hamidah, Indadari Mindrayanti, Hamidah Rachmayanti, Hemy Sution, Nur Aminah, Irfan Farhad, Tandya Rachmat Sampurna, dan Muhammad Hibatur Rahman (Islamic Partnership Manager Kitabisa). Setibanya di Kairo, mereka langsung bergabung dengan ribuan peserta dari lebih dari 50 negara.

Melalui unggahan di Instagram Story, Zaskia menyatakan kondisi rombongan aman meski situasi di lapangan jauh dari harapan. “Yang nanya kabar, alhamdulillah situasi kami aman tapi sangat jauh dari yang diharapkan. Makasih ya semua support dan doanya!” tulisnya pada Sabtu (14/6). Ia kembali menyapa warganet pada Minggu (15/6) seraya memastikan bahwa seluruh anggota delegasi dalam keadaan baik. 

“Guys, alhamdulillah we’re okay. InsyaAllah nanti malam kami mulai berbagi cerita,” tulis ibu enam anak tersebut.

Dalam unggahan lain, Zaskia menegaskan motivasi mereka berangkat tanpa dukungan resmi negara. 

“Kami pergi atas inisiatif dan biaya sendiri. Kalau semua orang takut pada tiran, siapa yang membela orang lemah?” tulisnya. Ratna Galih, yang ikut serta, menambahkan bahwa keterlibatan mereka didorong keinginan memberi teladan nyata kepada anak-anak agar berani menolak ketidakadilan.

Dalam narasinya, Zaskia mengungkap bahwa segala dokumen dan briefing sudah diberikan panitia dengan sangat jelas. Namun, risiko tinggi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari aksi kemanusiaan ini.

“Semua dokumen, briefing dari panitia sangat clear, risiko apa pun ditanggung masing-masing. Ini adalah gerakan perdamaian dari seluruh dunia, tapi dengan risiko tinggi. Dan panitia masih terus dalam proses negosiasi dengan pemerintahan Mesir yang cukup alot,” tulis Zaskia di Instagram.

Zaskia menyaksikan langsung bagaimana peserta dari negara lain, khususnya Eropa, mengalami penahanan hingga deportasi. Namun ia dan rombongannya merasa bersyukur bisa melalui proses imigrasi dengan lancar.

“Ketika masuk Cairo, situasi memang terasa sangat berbeda. Di airport, aku melihat teman-teman dari negara lain dideportasi (terutama dari Eropa), baca grup long march sudah banyak aktivis yang ditangkap, ada yang ditahan, tapi juga ada yang dipulangkan,” lanjutnya.

Global March to Gaza menuntut empat hal: pembukaan akses kemanusiaan tanpa syarat ke Gaza, penghentian agresi militer Israel, penarikan penuh pasukan Israel, dan berakhirnya penjajahan Palestina. Aksi ini diproyeksikan mencapai puncak pada 15 Juni, saat seluruh peserta berkumpul di Gerbang Rafah untuk mendesak Mesir membuka koridor bantuan.

Kitabisa mendukung logistik dan koordinasi delegasi Indonesia sebagai bagian dari kampanye #TetapBerisik. Inilah.com turut menggalang dana untuk Palestina melalui laman kitabisa.com/campaign/inilahbantupalestina, melanjutkan komitmen dukungan kemanusiaan sejak 2023.

Meski perjalanan menuju Rafah belum dimulai, Zaskia dan rekan-rekannya menyerukan doa serta dukungan masyarakat Indonesia. “Energi kalian kerasa banget, bikin kami terus gerak, cari cara, dan tidak putus semangat,” tutup Zaskia dalam pesannya.

Exit mobile version