Situasi di Kairo kian menegangkan bagi sepuluh warga negara Indonesia yang akan mengikuti Global March to Gaza, aksi jalan kaki damai sejauh ±50 kilometer menuju Gerbang Rafah. Mereka—antara lain Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih, Wanda Hamidah, Indadari Mindrayanti, dan Hamidah Rachmayanti—tiba di ibu kota Mesir pada Sabtu (14/6) setelah terbang dari Jakarta dua hari sebelumnya.
Dalam unggahan Instagram Story, Zaskia Adya Mecca menggambarkan pengawasan ketat sejak mendarat. “Bus dan hotel kami diperiksa polisi dan intel. Mereka bahkan memeriksa ponsel dan media sosial turis,” tulisnya.
Meski tergolong mulus melewati imigrasi—berbeda dengan sejumlah aktivis asing yang langsung dideportasi—mereka mendapati 20 personel polisi dan mobil tahanan siaga di depan bus rombongan.
Zaskia menjelaskan, kontingen Indonesia mendaftar resmi sebagai bagian dari kelompok Malaysia lantaran pendaftaran atas nama Indonesia sudah ditutup.
“Semua dokumen dan briefing panitia jelas: risiko tinggi, ditanggung masing-masing,” ujarnya. Negosiasi panitia dengan pemerintah Mesir, kata dia, masih “sangat alot” dan belum menghasilkan izin resmi. Polisi menyatakan peserta long march berstatus ilegal, sehingga penangkapan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
Razia kembali terjadi Senin pagi di hotel mereka; empat turis asing dibawa aparat. “Kami dikunci pergerakannya,” ungkap Zaskia, seraya menegaskan rombongannya siap menempuh risiko demi menyuarakan kemanusiaan.
Suami Zaskia, sutradara Hanung Bramantyo, mengakui kekhawatiran namun tetap memberi restu.
“Situasi Gaza krisis kelaparan luar biasa. Ini bukan soal agama, tapi kemanusiaan. Kalau kita diam, anak-anak dan perempuan di Gaza terus menderita,” katanya kepada detikcom. Hanung memuji keberanian istri dan rekan-rekannya—yang memiliki pengaruh besar di media sosial—untuk “menggemakan suara rakyat Palestina”.
Global March to Gaza diperkirakan diikuti lebih dari 10 ribu peserta dari 50-an negara.
Puncaknya digelar 15 Juni di Gerbang Rafah untuk menuntut pembukaan koridor bantuan, penghentian agresi Israel, dan penarikan pasukan dari Gaza. Kesepuluh WNI berangkat bersama perwakilan platform Kitabisa, yang menanggung logistik sebagai bagian dari kampanye #TetapBerisik.
Lebih jauh, Inilah.com sejak 2023 aktif menggalang donasi untuk Palestina melalui laman kitabisa.com/campaign/inilahbantupalestina. Dana publik itu disalurkan dalam bentuk paket pangan, obat-obatan, dan layanan medis bagi warga Gaza serta pengungsi di negara tetangga.
Hingga laporan ini disusun, rombongan Indonesia masih menunggu kepastian izin long march sembari mempertimbangkan langkah selanjutnya. “Alhamdulillah kami aman. Doakan supaya kami tetap bisa bergerak dan menyampaikan pesan kemanusiaan,” tutup Zaskia dalam unggahan terbarunya.