Ketika Harga Minyak Terjun Bebas, Pertamina Cetak Laba Bersih Rp49,54 Triliun Sepanjang 2024

Sepanjang 2024, kinerja PT Pertamina (Persero) mencatatkan torehan nan positif. Pendapatan perseroan mencapai US$75,33 miliar atau setara Rp1.194 triliun dan laba bersih US$3,13 miliar, setara Rp49,54 triliun (Rp15.850/US$).
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri mengatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang menantang bagi Pertamina. Karena, ada gejolak geopolitik hingga fluktuasi harga minyak dunia yang menunjukkan tren penurunan ketimbang 2023, serta pelemahan nilai tukar rupiah (kurs).
“Kita patut berbangga bahwa Pertamina mampu menghadapi dinamika tersebut dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa Pertamina mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi sebagai BUMN energi nasional,” ujar Simon saat konferensi Pers Capaian Kinerja PT Pertamina (Persero) Tahun 2024 di Graha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Simon menjelaskan, sepanjang 2024, kinerja Pertamina bergerak sinergis untuk memperkuat empat aspek utama, seperti availability, accessibility, affordability, dan acceptability. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan misi pembangunan strategis yang berlaku dalam Asta Cita.
Dia merinci dari sisi availability, Pertamina adalah tulang punggung energi nasional, berhasil memberikan kontribusi hulu migas sebesar 69 persen untuk lifting migas. Serta, 37 persen dari lifting gas nasional. Sehingga, produksi migas Pertamina terjaga di atas 1 juta BOPD.
“Namun ke depan, produksi minyak domestik akan terus kita tingkatkan untuk mendukung pencapaian target nasional 1 juta BOPD di tahun 2030 atau lebih cepat. Ini adalah tugas besar bagi Pertamina dan kita semua memegang peranan penting di dalamnya. Bukan hanya untuk menjaga ketahanan energi, tapi juga untuk menjaga kedaulatan energi bangsa,” kata dia.
Selanjutnya, di sektor hilir kilang Pertamina juga mampu memenuhi kebutuhan 70 persen BBM nasional. Ke depan, Pertamina akan terus mendorong distribusi melalui percepatan penyelesaian proyek-proyek strategis.
“Di sisi pihak masyarakat, kita juga telah melakukan digitalisasi untuk memperkuat rantai suplai dan keandalan aset operasional, termasuk untuk distribusi penyaluran produk PSO subsidi tepat di Pertamina Patra Niaga dengan capaian 100 persen digitalisasi subsidi tepat, produk biosolar, dan LPG 3 kg,” jelas dia.