News

Dua Juta Warga Gaza Terancam Kelaparan karena Hujan Membanjiri Tenda-tenda


Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA memperingatkan, lebih dari dua juta orang terlantar di Jalur Gaza yang hancur berisiko kelaparan dan kehausan karena makin sulit memperoleh makanan. Kondisi ini makin berat setelah hujan mengguyur daerah pengungsian sementara pemboman Israel belum juga berhenti.

Badan tersebut mengatakan di X, Minggu (24/11/2024), persediaan makanan yang masuk ke Gaza tidak memenuhi 6 persen dari kebutuhan penduduknya karena otoritas Israel semakin membatasi masuknya bantuan. Selain itu memungkinkan penjarahan sistematis terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk warga Palestina.

Kurangnya pasokan makanan, khususnya tepung, telah menyebabkan kekurangan roti yang signifikan dan penutupan toko roti terutama di wilayah selatan. Kurangnya bantuan kemanusiaan di Gaza juga diperburuk pengepungan semakin intensif oleh Israel dan pemboman brutal di wilayah utara Gaza, yang belum menerima bantuan sejak awal Oktober.

Warga Palestina terutama di Beit Lahia dan Jabalia, telah menjadi sasaran pembantaian terus-menerus karena Israel diyakini sedang melaksanakan ‘Rencana Jenderal’ , yang dirancang untuk membunuh, membuat kelaparan, atau mengusir penduduk yang tersisa. UNRWA mendesak pembukaan penuh titik penyeberangan, dan membiarkan masuknya bantuan yang dibutuhkan warga Palestina untuk mengurangi tingkat kelaparan di Gaza.

Baca Juga:  Ganjar Beberkan Strategi untuk Kepala Daerah dari PDIP

Laporan itu juga menggambarkan kondisi terkini di Gaza sebagai tragis, dan mengecam ketidakmampuan organisasi internasional untuk menyalurkan bantuan yang diperlukan kepada warga Palestina di tengah perang dan pengepungan Israel.

Badan PBB, yang merupakan penyedia utama bantuan untuk Palestina itu, telah menjadi sasaran kampanye kotor Israel sejak dimulainya perang Gaza dan larangan atas operasinya di Gaza, Tepi Barat, dan Israel.

Hujan Deras Membanjiri Tenda-tenda di Gaza.

Warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza juga menghadapi dampak hujan lebat selama akhir pekan, yang mengakibatkan banjir dan kerusakan tenda, sementara pemboman Israel di daerah kantong itu terus berlanjut. 

Pertahanan Sipil Gaza mengatakan kerusakan pada tenda-tenda sebagian besar terjadi di sekitar Kamp Al-Shati di Kota Gaza, tempat penampungan Stadion Yarmouk, dan Taman Kota. Kerusakan juga dilaporkan terjadi di beberapa tempat penampungan di Gaza bagian tengah dan selatan, termasuk di Khan Younis.

Menurut situs saudara The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed mengungkapkan, Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, mengatakan, tenda-tenda hampir tidak mampu menahan hujan deras baru-baru ini. Ia menambahkan bahwa situasi saat ini menandakan bencana kemanusiaan yang nyata jika intervensi mendesak tidak dilaksanakan.

Baca Juga:  Ini Alasan KPK Belum Tangkap Harun Masiku Meski Keberadaannya Sudah Diketahui

Kondisi cuaca buruk telah memunculkan ketakutan baru bagi penduduk Jalur Gaza, yang kini terpaksa menanggung musim dingin kedua berturut-turut di bawah pemboman Israel.

Cuaca dingin kemungkinan akan menyebabkan risiko banjir karena sistem pembuangan limbah yang rapuh, peningkatan penyakit pernapasan, dan suhu beku saat keluarga berjuang untuk tetap hangat, Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) memperingatkan.

Mohammed Alkhatib, Wakil Direktur Program di Gaza untuk MAP mengatakan hampir semua kebutuhan hidup pokok tidak terpenuhi, yang menyebabkan kesulitan hidup sehari-hari. “Ini seperti lingkaran setan yang tidak dapat dipatahkan… Sayangnya, musim dingin akan memperburuk lingkaran ini dan membuatnya semakin buruk dan sulit diatasi.” 

Cuaca musim dingin yang keras terjadi saat Israel terus menghalangi bantuan penting memasuki wilayah kantong tersebut. UNRWA memperingatkan bahwa sekitar setengah juta orang berada dalam risiko di daerah banjir.

Baca Juga:  RI Siap Jadi Pemain Utama Bioteknologi Dunia, Kepala BPOM: Sejalan dengan Asta Cita

Pengeboman Israel terus Berlanjut

Pada Senin (25/11/2024), sedikitnya empat warga Palestina tewas di tengah gelombang serangan baru terhadap kota paling selatan Gaza, Rafah, tempat serangan Israel meningkat dalam beberapa hari terakhir. Beberapa lainnya terluka setelah serangan di daerah Musbah, kata kantor berita Palestina Wafa.

Penembakan hebat juga menghantam Kamp Nuseirat yang sering menjadi sasaran, melukai sejumlah warga Palestina. Serangan dan pengepungan Israel di Gaza utara masih berlangsung, dengan pemboman besar-besaran dan penembakan artileri menghantam kota Beit Lahia dan Jabalia, menurut saksi mata yang berbicara kepada kantor berita Anadolu.

Saksi mata menambahkan bahwa pasukan Israel meledakkan sejumlah bangunan perumahan di daerah Saftawi, sebelah barat Jabalia, dan di beberapa daerah Beit Lahia.

Setidaknya 44.211 warga Palestina telah tewas hingga Minggu akibat serangan militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober tahun lalu. Kekejaman Israel di wilayah tersebut telah dicap sebagai genosida dan kejahatan perang. Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.

Back to top button