News

Kampanye Vaksin Polio di Gaza Dimulai di Tengah Ancaman Serangan Israel


Kampanye memvaksinasi anak-anak di Gaza terhadap polio dan mencegah penyebaran virus dimulai pada Sabtu (31/8/2024). Vaksinasi dilakukan saat warga Palestina di daerah kantong tersebut dan Tepi Barat masih terancam serangan militer Israel yang terus berlangsung.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, anak-anak mulai menerima vaksin sehari sebelum peluncuran vaksin skala besar dan jeda pertempuran yang direncanakan dan disetujui oleh Israel beserta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO mengonfirmasi kampanye yang lebih besar akan dimulai Minggu (1/9/2024) hari ini.

“Harus ada gencatan senjata agar tim dapat menjangkau semua orang yang menjadi sasaran operasi ini,” kata Dr. Yousef Abu Al-Rish, wakil menteri kesehatan, saat menggambarkan pemandangan pembuangan limbah mengalir melalui kamp-kamp tenda yang penuh sesak di Gaza.

Menurut Associated Press, dilaporkan sekitar 10 bayi menerima dosis vaksin di rumah sakit Nasser di Khan Younis. Israel diperkirakan akan menghentikan beberapa operasi di Gaza pada hari Minggu untuk memungkinkan petugas kesehatan memberikan vaksin kepada sekitar 650.000 anak Palestina.

Para pejabat mengatakan jeda itu akan berlangsung sedikitnya sembilan jam dan tidak terkait dengan negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung. “Kami akan memvaksinasi hingga anak-anak berusia 10 tahun dan Insya Allah semuanya akan baik-baik saja,” kata Dr. Bassam Abu Ahmed, koordinator umum program kesehatan masyarakat di Universitas Al-Quds.

Baca Juga:  WHO: Memori dan Tubuh Anak-anak Gaza Alami Kehancuran

Kampanye vaksinasi tiga hari dilakukan setelah kasus polio pertama dalam 25 tahun di Gaza ditemukan bulan ini. Dokter menyimpulkan seorang bayi berusia 10 bulan mengalami kelumpuhan sebagian akibat mutasi virus setelah tidak divaksinasi akibat konflik. Petugas kesehatan di Gaza telah memperingatkan potensi wabah polio selama berbulan-bulan.

Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang. Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza kebanyakan warga sipil, perempuan dan anak-anak.

Korban Harian Tertinggi dalam Beberapa Bulan

Beberapa jam sebelumnya, mengutip The New Arab (TNA), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan rumah sakit menerima 89 korban tewas, termasuk 26 korban tewas dalam pemboman Israel semalam, dan 205 korban terluka. Ini merupakan salah satu penghitungan korban harian tertinggi dalam beberapa bulan.

Sementara itu, beberapa wilayah di Tepi Barat tetap waspada saat militer Israel melanjutkan kampanye militer berskala besar, yang paling mematikan sejak perang dimulai. Juga terjadi dua peristiwa penyerangan pemboman mobil di dekat pemukiman Israel menyebabkan tiga tentara terluka. Kedua bom mobil meledak di Gush Etzion, blok pemukiman Israel di Tepi Barat.

Baca Juga:  Prof Niam: Kaitkan Vasektomi dengan Bansos Itu Menyesatkan dan Wajib Dikoreksi

Militer Israel menewaskan kedua penyerang Palestina setelah pengemboman di kompleks Karmei Tzur dan di sebuah pompa bensin, kata militer Israel. Tiga tentara Israel mengalami luka ringan. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan Israel menahan jasad para penyerang, dan menyebut nama pria itu sebagai Muhammad Marqa dan Zoodhi Afifeh.

Hamas tidak mengklaim orang-orang itu sebagai pejuangnya tetapi menyebut serangan itu sebagai “operasi heroik”. Kelompok Palestina mengatakan awal bulan ini setelah serangan bom di Tel Aviv bahwa mereka akan melanjutkan serangan seperti itu.

Serangan bom dari warga Palestina tersebut terjadi saat Israel melanjutkan serangan berskala besarnya — yang mencakup penghancuran infrastruktur, serangan udara, dan baku tembak — ke kamp-kamp pengungsi perkotaan di kota Jenin dan Tulkarem, di utara Tepi Barat yang bergejolak.

Sekitar 20 warga Palestina telah terbunuh sejak serangan Israel dimulai hari Selasa pekan ini, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional bahwa perang mungkin meluas ke luar Gaza. “Banyak orang membutuhkan bantuan dan kami tidak dapat menjangkau mereka,” kata gubernur Jenin Kamal Abu-al Rub.

Baca Juga:  Sopir Truk Keluhkan Pungli di Pasar Induk Kramat Jati, Cuma Geser Mobil Diminta Bayar Lagi

Israel menggambarkan operasi itu sebagai strategi untuk mencegah serangan terhadap warga sipil Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lonjakan kematian warga Palestina oleh pasukan Israel, dengan 663 orang tewas di Tepi Barat dalam hampir 11 bulan sejak perang di Gaza dimulai.

Di Gaza tengah, serangan udara Israel menghantam gedung bertingkat yang menampung orang-orang terlantar di Nuseirat dan sekitarnya, sebuah kamp pengungsi yang dibangun di selatan Khan Younis dan di Kota Gaza, kata pejabat di rumah sakit di ketiga wilayah tersebut.

Di antara yang tewas terdapat seorang dokter dan keluarganya serta seorang anak, menurut daftar awal korban dari rumah sakit dan rekaman yang dirilis oleh pejabat pertahanan sipil yang beroperasi di bawah pemerintahan Gaza.

Amerika Serikat, Qatar dan Mesir telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mencoba memediasi gencatan senjata yang akan membebaskan para sandera yang tersisa. Namun perundingan tersebut berulang kali menemui jalan buntu karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk meraih kemenangan total atas Hamas.

Back to top button