Market

Agar Terhindar dari Investasi Bodong, SWI Ingatkan 2L

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing mengimbau masyarakat selalu mengingat 2L, yaitu legal dan logis sebelum berinvestasi.

Tongam menyebutkan, banyaknya masyarakat yang menjadi korban investasi ilegal disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena keinginan untuk cepat kaya tanpa mempertimbangkan risiko dari investasi yang dipilih. Agar tidak menjadi korban investasi ilegal, dia meminta masyarakat untuk selalu mengingat prinsip 2L, yaitu legal dan logis.

“Apabila mendapat penawaran investasi dengan iming-iming imbal hasil yang tinggi, selalu ingat 2L, legalnya dan logisnya. Kalau dia menawarkan robot trading atau perdagangan berjangka komoditi, tanya Bappebti,” kata Tongam, dikutip Sabtu (26/3/2022).

“Kalau tidak ada izinnya, jangan ikut walaupun keuntungannya sampai 100 kali lipat. Kemudian logis, rasionalitas imbal hasil, ini harus muncul. Jangan sampai karena iming-iming imbal hasil yang tinggi, rasionalitas kita kalah,” papar Tongam.

Baca Juga:  Usai Surabaya Lanjut Pekanbaru, Wamenaker Noel Sidak Tour and Travel yang Tahan Ijazah Eks Pekerjanya

Belum lama ini, kata dia, ada penawaran investasi di tanaman singkong dengan keuntungan 30% per bulan. Padahal, singkong tidak bisa dipanen setiap bulan. Ada juga penawaran investasi di Bogor berupa kavling dengan lima pohon kurma. Dari pohon tersebut dijanjikan keuntungan hingga Rp100 juta setahun.

“Apakah pohon kurma sebegitu bagusnya di Indonesia sehingga bisa menghasilkan Rp 100 juta per tahun? Ini kan tidak rasional,” ujarnya.

Tongam menambahkan, sebetulnya tidak sedikit masyarakat yang sudah mengetahui investasi yang dipilihnya ilegal, namun seolah menutup mata karena tergiur dengan keuntungan yang dijanjikan.

Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang tidak memahami investasi yang dipilihnya ternyata ilegal. “Tingkat literasi keuangan masyarakat kita perlu ditingkatkan. Jadi masyarakat itu selalu kita ingatkan untuk waspada terhadap penawaran-penawaran investasi,” kata Tongam.

Baca Juga:  Gaduh Angka Kemiskinan BPS, Ekonom: Pemerintah Jangan Resisten dengan Standar Bank Dunia

Agar tidak menjadi korban investasi ilegal, Tongam juga memaparkan beberapa ciri investasi ilegal, antara lain menawarkan imbal hasil tinggi dan cepat. Untuk yang berhasil mengajak peserta baru, biasanya juga akan diberikan bonus.

“Investasi ilegal ini juga sering menggunakan tokoh seperti publik figur. Ini sering digunakan untuk memberikan keyakinan kalau mereka juga sudah ikut. Mereka juga sering mengklaim tanpa risiko, padahal setiap investasi pastinya ada risiko,” ujar Tongam.

 

 

Back to top button