News

Trust Indonesia: Evakuasi Warga Gaza Hanya Untungkan Israel dan Amerika Serikat


Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli mulanya memberi apresiasi atas niat dan motif Presiden Prabowo Subianto membantu warga Palestina yang menjadi korban kezaliman bangsa zionis Israel.

Selama ini, kata dia, Presiden Prabowo punya komitmen yang kuat dalam mendukung perjuangan dan kemerdekaan Palestina.

Misalnya dengan memberikan bantuan obat-obatan dan fasilitas kesehatan serta beasiswa bagi pemuda-pemudi Palestina. Akan tetapi dalam konteks menampung atau merelokasi warga Palestina, menurut hematnya, agak keliru.

“Pertama, ini soal ruang perjuangan rakyat Perjuangan Palestina. Meski pada satu sisi, tujuannya menyelamatkannya nyawa dan nasib warga Palestina, tetapi secara bersamaan tindakan ini juga menyetujui relokasi warga Palestina ke luar negaranya. Dalam hal ini, tindakan tersebut sama juga membiarkan tanah Palestina lebih mudah diambil atau dikuasai oleh penjajah Israel,” ucap Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (14/4/2025).

Baca Juga:  Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Palestina Dinilai Lebih Butuh Fasilitas Kesehatan

Padahal, lanjut dia, Gaza ingin diambil alih penjajah biadab Israel. Menampung mereka sama artinya membiarkan Gaza dianeksasi atau diambil-alih Israel. Alasan kedua, menampung warga Gaza dan membiayai kehidupannya, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Di tengah efisiensi dan problem anggaran di Indonesia, kata Fadhli, relokasi tentu bukanlah opsi yang rasional. Presiden Prabowo semestinya meninggalkan opsi menampung warga Palestina.

“Yang saat ini justru lebih dibutuhkan Palestina dari Indonesia adalah pembelaaan aktif (advokasi) atas hak-hak warga Palestina dan tekanan yang lebih kuat kepada penjajah biadab Israel. Indonesia bisa menggunakan kekuatan forum internasional (PBB, Liga Muslim) untuk menekan Israel dan menghentikan kejahatannya di Palestina,” ujarnya.

Baca Juga:  Sesuai Arahan Prabowo, Pemberian HGU dan HGB akan Ditata Ulang

Oleh karena itu, wacana Presiden Prabowo itu, menurutnya, justru menguntungkan Israel dan Amerika Serikat (AS) yang memang berencana membuat permukiman baru dengan menggusur dan menggeser warga Palestina.

“Jika Presiden Prabowo merelokasi mereka, itu sama saja ikut membantu penggeseran dan penggusuran warga Palestina dari tanah mereka. Tindakan ini jelas menguntungkan penjajahan Israel atas Palestina. Tentu saja, saat ini Indonesia justru lebih perlu memasifkan bantuan obat-obatan dan fasilitas kesehatan ke Palestina. Di tengah serangan Israel biadab yang semakin membabi-buta dan menyebabkan korban terus meningkat,” ungkap Fadhli.

Dia lebih mendukungrencana presiden untuk memperbesar ruang beasiswa bagi pemuda dan pemudi Palestina untuk menimba ilmu di Indonesia. Beasiswa akan menjadikan generasi muda Palestina semakin terdidik. Hal itu telah dilakukan IPB dan UI, memberikan harapan baru bagi masa depan Palestina menjadi lebih baik.

Baca Juga:  Kementerian PPMI Gandeng Perguruan Tinggi dan Pemkot Solo Minimalisir Pekerja Ilegal

“Terakhir, tentu sebagai pemimpin negara muslim, opsi radikalnya Prabowo bisa mengkampanyekan aktivitas boikot produk terafiliasi Israel sebagai opsi untuk menekan Israel. Seruan boikot ini tidak hanya bertujuan meningkatkan tekanan terhadap Israel, tetapi juga memberikan peluang bagi beralihnya penggunaan produk terafiliasi Israel ke produk-produk nasional. Ini jelas menguntungkan bagi produk-produk di dalam negeri,” pungkasnya. 

Back to top button