
INILAHSULSEL.COM – Aksi bejat dan tidak berperikemanusiaan dilakukan oleh pria berinisal SD (56) dan anaknya, MU (31), yang tega memperkosa seorang perempuan difabel dengan cacat mental di Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Korban, berinisial BL (21), terlihat trauma saat menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya.
Tragisnya, selain menderita cacat mental, korban juga lumpuh.
Meskipun demikian, ia masih bisa diajak bicara meskipun cara bicaranya berbeda dari perempuan seusianya.
Dengan polos, BL menceritakan kejadian tersebut. Ia mengaku telah diperkosa oleh pelaku SD sejak ibu kandungnya meninggal dunia pada tahun 2019.
Sejak kepergian ibunya, BL hanya tinggal berdua di rumah bersama sang bapak yang sudah mulai sakit-sakitan karena usia lanjut.
BL merupakan anak kedua dari dua bersaudara, sementara kakak perempuannya tidak tinggal bersamanya.
Ayah korban jarang berada di rumah karena setiap hari bekerja di kebun miliknya. Hal ini memberi kesempatan bagi pelaku untuk melakukan perbuatan tak terpuji tersebut.
“Kalau tahu saya sendirian di rumah, SD datang ke rumah saya, masuk ke kamar kakak saya, membuka semua pakaian saya, lalu memaksa saya,” ungkap BL.
Korban mengaku dipaksa oleh pelaku yang lebih tua ketika pelaku ingin melampiaskan nafsu bejatnya. Bahkan, korban diancam akan dibunuh jika berani membuka mulut.
Menurut ingatan korban, ia sudah dua kali diperkosa oleh pelaku. Aksi bejat tersebut dilakukan oleh SD sekitar waktu ba’dah dhuhur ketika korban sedang sendirian di rumah.
Parahnya lagi, tidak lama sang Ibu korban meninggal dunia pada pertengahan 2019 lalu. Sang anak lelaki dari pelaku pertama juga melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukan ayahnya terhadap diri korban.
“Jadi pertama bapak na dulu yang pakeka dan setelah beberapa hari anaknya lagi datang di rumahku na kasih begituka juga, na bawaka masuk di kamarna kakakku baru na pakeka, ” ucap korban.
Dari pengakuannya, korban diperkosa oleh MU sudah beberapa kali di tempat yang sama (di dalam kamar).
Karena tidak sanggup lagi memikul beban yang dialaminya, korban pun terpaksa menceritakan kepada tantenya bernama Ita atas semua perbuatan bejat keluarga yang tak sedarah itu.
“Na bilang sama saya, kak malu-maluka sama orang, jadi saya tanya kenapa malu-malu, katanya hamilka, jadi saya tanya siapa yang kasih hamilko na sebutmi namanya SD sama MU. sakin kurang ajarnya bapak sama anak ji yang perkosa ini ponakanku, ” pungkas Ita, kerabat korban.