AS akan Beri Bantuan Rp5,1 Triliun untuk Warga di Gaza dan Tepi Barat

Amerika Serikat (AS), Senin (30/9/2024) mengumumkan bantuan kemanusiaan tambahan untuk warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat sebesar hampir US$336 juta atau sekitar Rp5,1 triliun. Demikian pernyataan dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Pendanaan tersebut, yang pertama kali dilaporkan Reuters, akan memungkinkan mitra USAID untuk terus menyediakan bantuan kemanusiaan, termasuk bantuan pangan, perawatan kesehatan, nutrisi, dan layanan lainnya.
Pendanaan tersebut juga akan mendukung bantuan tempat penampungan darurat bagi warga Gaza yang mengungsi menjelang musim dingin. “Selama setahun terakhir, konflik ini telah merenggut nyawa warga Palestina dan Israel yang tidak bersalah. Juga telah menyebabkan Gaza dan Tepi Barat berada dalam kondisi krisis kemanusiaan dan kebutuhan kemanusiaan yang mendesak,” kata pernyataan itu.
“Amerika Serikat terus menghimbau semua pihak untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan segera para sandera, serta mengizinkan peningkatan segera bantuan kemanusiaan yang masuk ke dan di seluruh Gaza.”
Perang dimulai pada 7 Oktober lalu ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa sekitar 250 sandera ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Sejak saat itu, militer Israel melakukan serangan yang menghancurkan sebagian besar wilayah kantong Palestina dan mengusir hampir seluruh dari 2,3 juta penduduknya dari rumah mereka. Menurut otoritas kesehatan Palestina, serangan ini juga menimbulkan kelaparan dan penyakit mematikan serta menewaskan lebih dari 41.000 orang
Amerika Serikat, Qatar dan Mesir telah mencoba namun tidak berhasil untuk menengahi gencatan senjata dan pembebasan sandera antara kedua pihak yang bertikai.
Juru bicara USAID mengatakan bahwa mitra lembaga tersebut terus menyalurkan bantuan kepada masyarakat di Gaza. Hanya saja terdapat hambatan akses dan ketidakamanan yang menghalangi peningkatan bantuan untuk membantu 2,3 juta orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di wilayah itu.
Badan tersebut terus bekerja sama dengan mitra untuk menyelesaikan masalah yang memengaruhi kemampuan bantuan untuk menjangkau warga Palestina lebih banyak, kata juru bicara tersebut.
PBB telah lama mengeluhkan adanya hambatan dalam menyalurkan bantuan ke Gaza selama perang dan mendistribusikannya di tengah “pelanggaran hukum total” di daerah kantong yang terkepung itu. Hampir 300 pekerja bantuan kemanusiaan, lebih dari dua pertiganya adalah staf PBB, telah tewas.