News

Tingkat Pengangguran Malaysia Turun ke Level 3,2 Persen pada Agustus


Tingkat pengangguran di Malaysia pada Agustus 2024 turun ke level 3,2 persen dari 3,3 persen yang tercatat pada bulan sebelumnya, dengan jumlahnya mencapai 558.500 jiwa, tunjuk data resmi pada Kamis (10/10/2024).

Dalam pernyataannya, Departemen Statistik Malaysia (DOSM) menyampaikan pasar ketenagakerjaan di Malaysia pada Agustus terus berkembang menyusul pertumbuhan ekonomi yang positif, dengan peningkatan yang berkelanjutan dalam jumlah orang yang bekerja.

Dalam hal ini, jumlah angkatan kerja pada Agustus semakin menguat, dengan kenaikan 0,1 persen secara bulanan (month on month) menjadi 17,22 juta orang. Seperti tercatat di bulan lalu, tingkat partisipasi angkatan kerja pada Agustus berada di level 70,4 persen.

Baca Juga:  Ketimbang Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Palestina Dinilai Lebih Butuh Fasilitas Kesehatan

“Pasar ketenagakerjaan Malaysia diperkirakan akan tetap stabil di sepanjang tahun ini, yang didorong oleh meningkatnya aktivitas pariwisata, ekspansi ekspor, dan inisiatif-inisiatif yang terkait dengan ketenagakerjaan dalam berbagai rencana induk negara ini,” urai DOSM.

Malaysia bakal Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

Di bawah pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Malaysia memang mencatat pertumbukan ekonomi yang terbilang pesat. Bank Dunia bahkan memproyeksikan Malaysia menjadi negara dengan penghasilan tinggi (high income) pada awal 2028.

Capaian ini didasari pertumbuhan ekonomi Malaysia sekaligus nilai tukar mata uang ringgit yang terus menguat.

“Malaysia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tonggak sejarah tersebut setelah Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan negara tersebut pada tahun 2024 dari 4,3 persen menjadi 4,9 persen,” kata Apurva Sanghi, ekonom utama Malaysia, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis.

Baca Juga:  BP Haji Sebut Penertiban Jemaah Ilegal untuk Tingkatkan Pelayanan

Menurut dia, pertumbuhan yang lebih tinggi berarti standar hidup yang lebih baik, yang jika dipadukan dengan ringgit yang lebih kuat, telah menempatkan status pendapatan yang lebih tinggi dalam jangkauan.

“Perekonomian Malaysia 12 persen lebih besar dibandingkan sebelum pandemi COVID-19, sehingga menempatkannya di depan negara-negara Asia Tenggara selain Singapura,” tambah Sanghi.

“Ini juga berarti Malaysia dapat mencapai status berpenghasilan tinggi pada awal tahun 2028 –dengan asumsi reformasi berkelanjutan– dan beruntung,” lanjutnya.

Sanghi meminta pemerintah untuk fokus pada reformasi guna memastikan kemajuan, termasuk menghapuskan subsidi bahan bakar dan mengatasi setengah pengangguran di sekitar 2 juta warga Malaysia yang bekerja di bidang pekerjaan yang kualifikasinya terlalu tinggi.

Baca Juga:  Rawan TPPO, Waspadai Penempatan Pekerja Migran di Myanmar dan Kamboja

“Singkatnya ya, perekonomian saat ini dalam kondisi baik,” ujarnya.

“Tetapi hal ini bisa menjadi lebih baik jika kita mengatasi masalah setengah pengangguran yang mempengaruhi hati, pikiran, moral jutaan generasi muda Malaysia,” imbuh Sanghi.

Perekonomian Malaysia tumbuh sebesar 3,7 persen pada tahun 2023, setelah ekspansi sebesar 8,7 persen pada tahun sebelumnya.

Bank Dunia mendefinisikan negara-negara berpendapatan tinggi sebagai negara-negara dengan pendapatan nasional bruto per kapita sebesar US$14.005 (sekitar Rp219 juta) atau lebih tinggi.
 

Back to top button