Thank You, The Daddies!


Emosi membuncah di setiap sudut Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (23/1/2025) sore. Ribuan pasang mata yang memadati stadion menyaksikan dengan haru saat Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan melambaikan tangan, mengakhiri perjalanan panjang mereka di dunia bulu tangkis internasional.

Langit senja yang mendung berlanjut sedikit rintik gerimis seolah ikut larut dalam suasana perpisahan pasangan yang telah bersama sejak 2012 itu. Smes terakhir Ahsan yang membentur net menjadi tanda berakhirnya karier mereka. Perjalanan yang telah menghantarkan mereka menjadi juara dunia tiga kali (2013, 2015, 2019), meraih emas Asian Games 2014, dan turut membawa Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020.

Pada laga pamungkas di babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2025, Ahsan/Hendra harus mengakui keunggulan pasangan Malaysia, Junaidi Arif/Roy King Yap, dengan skor 13-21, 14-21. Kekalahan itu memang pahit, tetapi sambutan publik Istora menjadi penghiburan tersendiri bagi keduanya.

Fajar Alfian, yang bertanding di lapangan sebelah bersama Muhammad Rian Ardianto, menyempatkan diri untuk berhenti sejenak, menyeka keringat, dan menyaksikan perpisahan senior yang telah menjadi panutannya. 

“Mereka sangat santai, tapi buas di lapangan. Kami banyak belajar dari dedikasi dan kerendahan hati mereka,” ujar Fajar dengan mata berkaca-kaca.

Sejak awal turnamen, Ahsan sebenarnya telah mempertimbangkan untuk mundur akibat kondisi cedera kaki dan pinggang. Namun, ia tetap tampil demi para penggemar yang ingin menyaksikan aksi terakhir mereka di Istora, tempat di mana mereka telah menorehkan begitu banyak kenangan.

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kedua dari kiri), tak kuasa menahan tangis saat bersama rekannya, Hendra Setiawan, menghampiri pebulu tangkis ganda putra Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap, seusai pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Master 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025). Indonesia Masters 2025 menjadi kompetisi terakhir Ahsan dan Hendra sebelum pensiun.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kedua dari kiri), tak kuasa menahan tangis saat bersama rekannya, Hendra Setiawan, menghampiri pebulu tangkis ganda putra Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap, seusai pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Master 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025). Indonesia Masters 2025 menjadi kompetisi terakhir Ahsan dan Hendra sebelum pensiun. (Foto: Inilah.com/Nondo Adi P)

Saat wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir, Ahsan tak kuasa menahan air mata. Ia memeluk Hendra erat, melakukan sujud syukur lalu menghampiri pasangan lawan sambil memberikan ucapan selamat. Di tribun, istri Hendra, Sandiani Arief, turut larut dalam tangis sambil mengenakan kaus bertuliskan “Thank You Daddies”.

“Kami sudah cukup dalam hal pertandingan. Sekarang saatnya kembali ke keluarga,” ujar Ahsan dalam konferensi pers, dengan suara sedikit bergetar.

Momen perpisahan tak hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga rekan sesama atlet dari berbagai negara. Pasangan ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, yang mengidolakan mereka, turut meminta foto kenangan.

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, melemparkan raket kepada penonton seusai pertandingan melawan pebulu tangkis ganda putra Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap, pada babak 16 besar Daihatsu Indonesia Master 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025). Indonesia Masters 2025 menjadi kompetisi terakhir Ahsan dan Hendra sebelum pensiun. (Foto: Inilah.com/Nondo Adi P)
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, melemparkan raket kepada penonton seusai pertandingan melawan pebulu tangkis ganda putra Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap, pada babak 16 besar Daihatsu Indonesia Master 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025). Indonesia Masters 2025 menjadi kompetisi terakhir Ahsan dan Hendra sebelum pensiun. (Foto: Inilah.com/Nondo Adi P)

Sebagai bentuk penghormatan, acara “Tribute to Daddies” akan digelar pada Minggu (26/1) di Istora sebelum laga final berlangsung. Momen ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi para penggemar untuk memberikan penghormatan kepada salah satu pasangan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Perjalanan Ahsan/Hendra di dunia bulu tangkis memang telah usai, namun warisan mereka akan terus hidup. Tak hanya lewat gelar dan prestasi, tetapi juga melalui dedikasi dan semangat pantang menyerah yang telah mereka tunjukkan selama lebih dari satu dekade.

Exit mobile version