Fakta Statistik: Timnas Indonesia di Bawah Kluivert Lebih Buruk dari Era Shin Tae-yong

Timnas Indonesia harus menelan kekalahan telak 0-6 dari Jepang dalam laga pamungkas Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga. Hasil ini tak hanya menyakitkan secara skor, tetapi juga memperkuat catatan statistik negatif skuad Garuda di bawah pelatih Patrick Kluivert.
Dalam empat pertandingan terakhir bersama pelatih asal Belanda tersebut, Timnas Indonesia hanya mencetak tiga gol—masing-masing satu gol saat melawan Australia, Bahrain, dan China. Ironisnya, semua gol tersebut berasal dari satu pemain: striker naturalisasi Ole Romeny. Tak satu pun pemain lainnya mampu mencetak gol di era Kluivert sejauh ini.
Sebaliknya, performa lini depan Garuda di era Shin Tae-yong pada enam laga awal lebih variatif. Indonesia mampu mencetak enam gol yang disumbangkan oleh lima pemain berbeda: Marselino Ferdinan (2 gol), Sandy Walsh, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, dan Thom Haye.
Penurunan efektivitas serangan semakin kentara dalam aspek tembakan. Bersama Kluivert, Indonesia hanya mampu melepaskan rata-rata 8 tembakan per laga, dengan 2,5 tembakan tepat sasaran. Padahal, di bawah Shin, Garuda rata-rata menembak 9 kali per laga dengan 4 yang mengarah ke gawang.
Kondisi makin buruk saat menghadapi Jepang. Indonesia tak sekali pun melakukan sentuhan di dalam kotak penalti lawan, kecuali satu crossing Thom Haye pada menit ke-89 yang gagal disambut Shayne Pattynama.
Pertahanan Longgar, Lawan Semakin Gampang Cetak Gol
Di sisi pertahanan, Indonesia memang mencatatkan dua clean sheet saat menang 1-0 atas Bahrain dan China di kandang. Namun, pertahanan Indonesia jebol parah ketika bermain tandang: kalah 0-4 dari Australia dan 0-6 dari Jepang. Dalam dua laga itu, Timnas kebobolan 10 gol—rata-rata lima gol per laga.

Menariknya, bek andalan Rizky Ridho absen sebagai starter dalam dua kekalahan telak tersebut. Ia hanya masuk sebagai pengganti di laga kontra Australia, dan absen saat lawan Jepang karena cedera.
Masalah terbesar lainnya adalah buruknya duel di area kotak penalti. Statistik mencatat 72 persen tembakan lawan di era Kluivert berasal dari dalam kotak penalti, meningkat signifikan dari 62 persen di era Shin Tae-yong.
Lawan-lawan Indonesia juga mencatat rata-rata enam tembakan tepat sasaran per laga selama empat pertandingan terakhir. Ini naik dari rata-rata 4,5 tembakan mengarah ke gawang pada enam pertandingan sebelumnya.
Waktu Mepet, PR Menggunung
Patrick Kluivert mengakui bahwa serangan dan pertahanan menjadi dua area yang paling lemah dan harus segera dibenahi sebelum memasuki ronde keempat kualifikasi. Ia hanya memiliki waktu dua bulan jelang laga uji coba FIFA Matchday pada September 2025, sebelum memasuki pertandingan penentuan pada Oktober.
“Playoff akan jadi awal yang baru. Kami butuh peningkatan, terutama dalam penyelesaian akhir dan stabilitas di lini belakang,” ujar Kluivert usai pertandingan melawan Jepang.
Indonesia lolos ke putaran keempat bersama lima negara Asia lainnya: Irak, Arab Saudi, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab. Drawing ronde keempat akan digelar pada 17 Juli 2025, sedangkan pertandingan akan dimulai 8 Oktober mendatang di lokasi netral.