Tahun Ini, 8 Gerai Bakal Ditutup, Nasib Matahari di Tangan Lippo Group Meredup


Rebahnya daya beli masyarakat sejak beberapa tahun ini, ditambah perubahan pola belanja ke online, membuat bisnis ritel semakin di ujung tanduk.

Tak kuat menanggung biaya operasional, ya harus tutup yang berujung PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Fenomena itu juga dialami  PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) atau Matahari, gerainya semakin sedikit. Karena itu tadi, sudah banyak yang tutup.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin menyebut delapan gerai Matahari yang ancang-ancang ditutup secara permanen.

“Ada kabar dari rekan pengusaha ritel,  yakni Matahari akan menutup gerainya lagi. Kalau tidak salah, delapan gerai akan ditutup,” kata Solihin, Jakarta, dikutip Jumat (9/5/2025).

Solihin tak membantah, biang keladinya ambruknya perusahaan ritel sektor fesyen itu, karena ambruknya daya beli masyarakat. Coba lihat, gerai Matahari banyak yang sepi pengunjung. Kalaupun ada pengunjung, hanya sekadar lihat barang, atau lewat saja.

“Mereka terpaksa tutup ya karena kondisinya demikian, daya beli masyarakat masih lesu, ekonomi Indonesia juga mengkhawatirkan, ditambah banyak yang kena PHK,” ungkap Solihin.

Sejatinya, bisnis ritel Matahari milik Lippo Group it, sudah ngos-ngosan sejak tahun lalu. Sepanjang 2024, LPPF menutup 13 gerai Matahari yang berkinerja buruk.

Anehnya, berdasarkan laporan keuangan 2024, laba yang diatribusikan kepada penggenggam saham LPPF sebesar Rp827,7 miliar. Atau naik 22,54 persen secara tahunan, atau year on year (yoy).

Meski, penjualan barang mengalami tekanan, angkanya mencapai Rp12,30 triliun atau turun 1,95 persen (yoy). Hampr semua lini penjualan anjlok.

Misalnya, eceran-gerai turun1,85 persen (yoy), menjadi Rp3,66 triliun. Penjualan konsinyasi ambruk 2 persen (yoy), menjadi Rp8,64 triliun. Sedangkan pendapatan Matahari Rewards dari langganan member, nol.

Sebelum jatuh ke tangan Lippo, Matahari merupakan toko baju bernama Micky Mouse di Pasar Baru yang didirikan Hari Darmawan pada 1960. Toko ini, khusus menjual baju impor dan buatan istri Hari Darmawan, bermerek MM Fashion.

Lima tahun pertama, bisnis Micky Mouse cukup menjanjikan. Karena kondisi ekonomi kala itu sedang baik-baik saja, toko itu punya segmen pasar khusus.

Namun, Hari memendam rasa iri terhadap toko sebelah bernama De Zion. Sebab, toko ini selalu ramai dan dikunjungi orang-orang kaya. Upaya mencontek kesuksesan De Zion, dilakukan, tapi gagal. Hingga akhirnya, dia membeli toko itu pada 1968.

Bermodal utang dari Citibank sebesar US$200 juta, Hari membeli dua toko ‘De Zion’ di Jakarta dan Bogor. Selanjutnya dia menggantinya dengan nama ‘Matahari’. 
 

Exit mobile version