Hangout

Sumpek dan Penuh Sampah di Monas, Pemprov tak Siap Hadapi Lonjakan Wisatawan


Pemprov Jakarta kurang persiapan dalam menghadapi lonjakan kunjungan wisata di Monumen Nasional (Monas), Rabu (1/1/2025).

Di tengah teriknya sinar matahari dan udara yang pengap, ribuan orang memadati salah satu destinasi favorit warga Jakarta dan daerah penyangganya.

Nuryani, seorang pengunjung dari Bekasi yang datang bersama rombongan keluarga, mengeluhkan lamanya waktu antrean. Ia harus bersabar menunggu pagar baja pintu masuk non-tunai dibuka oleh petugas.

“Lama banget menunggu di sini. Mau gimana lagi, ini baru pertama kalinya mencoba masuk ke dalam Monas karena penasaran,” ujar Nuryani kepada Inilah.com.

Petugas di lokasi tampak kewalahan mengatur kerumunan yang terus mendesak dan tidak tertib dalam antrean. Ketidakjelasan sistem pembayaran tiket juga menjadi keluhan lain, seperti yang disampaikan oleh seorang pengunjung yang enggan disebut namanya.

Baca Juga:  Trump akan Kenakan Tarif 100 Persen Film yang Diproduksi di Luar Negeri

“Gimana sih, Pak? Tadi saya disuruh lewat pintu sini. Tapi enggak boleh, saya disuruh ke situ lagi,” ucap ibu tersebut dengan nada kesal kepada petugas.

Di sisi lain, sampah juga menjadi masalah serius. Sampah berserakan di antara kaki para pengunjung, menciptakan pemandangan yang memprihatinkan di tengah lautan manusia.

Lonjakan jumlah pengunjung memang tak terhindarkan pada momen libur tahun baru. Berdasarkan data Kepala UPT Monas Disparekraf DKI Jakarta, Isa Sarnuri, jumlah wisatawan yang berkunjung hingga siang hari mencapai 10.316 orang.

“Jumlah kunjungan kawasan Monas hari Rabu tanggal 1 Januari 2025 dari jam 10.00 – 12.00 WIB adalah 10.316 orang,” kata Isa saat dihubungi oleh Inilah.com.

Baca Juga:  FOTO: Persiapan Atlet Panjat Tebing Indonesia Jelang IFSC World Cup 2025

Ia merinci, dari total tersebut, terdapat 6.383 pengunjung dewasa dan 3.897 anak-anak. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 36 orang, dengan rincian: asal China (14 orang), Korea (7 orang), Jepang (3 orang), Belanda (5 orang), Inggris (5 orang), dan Jerman (2 orang).

Sayangnya, kendala seperti antrean panjang, kondisi yang kurang nyaman, serta kesadaran akan kebersihan tampaknya menjadi catatan penting bagi pihak pengelola untuk meningkatkan kualitas layanan di masa mendatang.

Back to top button