Media Asing Soroti Siswa SD Sukoharjo Keracunan Makanan MBG

Insiden keracunan puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) di Sukoharjo usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) turut disoroti oleh media asing.
Media asal Singapura, The Straits Times, pada Sabtu (18/1/2025), merilis laporan berjudul Food poisoning mars second week of free meals roll-out in Indonesia atau Keracunan makanan nodai peluncuran makan gratis pekan kedua di Indonesia.
Di awal artikel, The Straits Times mencatat sekolah di sejumlah daerah melaporkan puluhan kasus usai mengkonsumsi MBG dua pekan usai peluncuran program Presiden Prabowo Subianto.
Media itu juga melaporkan pada 16 Januari 2025, 40 murid SDN Dukuh 03 di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, jatuh sakit setelah makan siang yang disiapkan pihak katering setempat.
Dilaporkan, menu makan siang itu terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung, cah wortel, tahu goreng, potongan buah naga, dan susu kotak.

Puluhan siswa di SDN Dukuh 03 belakangan ini menyedot perhatian karena karena keracunan usai santap siang MBG. Para siswa-siswi itu mengeluh pusing, mual, hingga muntah diduga karena olahan ayam yang kurang matang.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindaya mengatakan kejadian itu murni kesalahan teknis dan memastikan tak ada unsur kesengajaan.
“Yang Sukoharjo terutama ya, ini adalah kesalahan murni teknis, tidak ada kesengajaan,” ujar Dadan di Istana Negara Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Dia juga menerangkan insiden itu cepat teratasi karena kesigapan petugas di lapangan.
Untuk mencegah masalah lebih lanjut, Dadan mengatakan sisa makanan sebanyak 2.400 porsi langsung ditarik dan diganti dengan telur.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi juga buka suara menanggapi kasus keracunan di kalangan pelajar SD. Dia mengatakan pemerintah akan memantau ketat standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan dalam program Makan Bergizi Gratis.
“SOP yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah melaporkan kepada SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] dan Puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” kata Hasan dalam rilis resmi pada Kamis (16/1/2025).
Setiap SPPG, lanjut dia, harus menyiapkan sampel makanan selama 2×24 jam.
Dengan demikian, jika ada kejadian seperti di Sukoharjo penyebabnya bisa dilacak dengan cermat.
“Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan,” imbuh Hasan Nasbi.