Berjalan Kaki Hingga Pelosok, Perjuangan Pj Gubernur Galakkan Budidaya Pisang Cavendish
Berjalan Hingga ke Desa-desa Bersentuhan Langsung Dengan Masyarakat

INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Empat bulan menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin konsisten menjalankan delapan program prioritasnya, khususnya di bidang ketahanan pangan. Budidaya pisang cavendish, sukun dan nangka madu diyakininya bisa menyelesaikan sejumlah persoalan di masyarakat seperti stunting, kemiskinan hingga pengangguran.
Bahtiar terus berupaya menjadikan Sulsel sebagai penghasil pisang terbesar di dunia. Upaya tersebut tak sebatas program di atas kertas, ia bahkan turun langsung ke lapanngan untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
Tak kenal waktu, demi memasyarakatkan pisang cavendish, Bahtiar terus berkunjung ke semua daerah yang ada di Sulsel. Berkunjung dari kabupaten ke kabupaten, dari desa ke desa melalui segala medan bahkan terkadang harus berjalan kaki hingga pelosok yang sulit diakses dan tanpa jaringan telekomunikasi seperti Desa Bontocani di Kabupaten Bone.
Bahtiar banyak menghabiskan waktu kerjanya di daerah dibandingkan di Kota Makassar. Ia memberi contoh kepada pejabat di Sulsel untuk banyak turun ke lapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Pada Kamis (11/1/2024) Bahtiar yang baru saja menghadiri sejumlah kegiatan di Kabupaten Sidrap dan Wajo melanjutkan kunjungan kerja dan tiba di Desa Ulaweng Riaja, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone untuk melakukan penanaman pisang Cavendish. Karena perjalanan yang cukup jauh, kegiatan tersebut diagendakan di sore hari.
Bahtiar dan rombongan tiba menjelang Magrib. Di awal perjalanan menuju lokasi penanaman, Bahtiar naik dompeng. Kemudian jalan kaki, melalui jalan tani dengan penerangan yang terbatas melewati titian dari bambu.
Saat tiba, ia terkesima menyaksikan hamparan pohon pisang cavendish yang ditanam oleh Abdul Hafid Mappatoba bersama kelompok tani Tani Mitra Utama 1 di desa itu. Awalnya hanya enam bibit yang dibeli secara online, kini sudah mencapai ribuan pohon.
“Bapak Abdul Hafid ini adalah kepala sekolah dan penceramah juga. Wah, beliau paham Al Qur’an Surah Al Waqi’ah,” ucap Bahtiar sebelum penanaman pisang cavendish.
Selanjutnya dalam perjalanan pulang, kendaraan dompeng yang sebelunya digunakan tidak dapat memutar arah meskipun petugas bersama warga telah berusaha. Bahtiar bersama Pj Bupati Bone akhirnya pulang dengan berjalan kaki.
Pada kesempatan lain di Bone, Bahtiar juga melakukan perjalanan jauh lewat darat untuk menggalakkan Program Ketahanan Pangan dengan melakukan penanaman pisang cavendish dan sukun di Desa Bonto Masunggu, Kecamatan Tellulimpoe.
Tempat ini berbatasan langsung dengan Maros sebelah timur, Kabupaten Pangkep sebelah selatan dan Kabupaten Barru di sebelah barat dan utara. Dari Kota Makassar berjarak 78 km dan dari Kota Watampone (Kabupaten Bone) lebih jauh lagi 90 km. Desa ini memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan banyak air terjun.
Saat di tengah perjalanan menemui jalan yang terputus dan belum selesai. Bahtiar bersama rombongan turun langsung mengangkut material batu agar jalan bisa dilalui. Penanaman juga dilakukan jelang Magrib dan baru bisa kembali dan sampai di jalan utama desa di malam hari.
“Kampung masyarakat kita di sini yang sangat terpencil. Kita melakukan perjalanan ini juga untuk mengetahui kondisi Sulsel yang luas sekali wilayahnya dan potensi alamnya luar biasa sekali,” sebut Bahtiar saat itu.