Arab Saudi dan Qatar akan Bayar Utang Suriah Rp252 Miliar ke Bank Dunia

Arab Saudi dan Qatar akan membayar utang Suriah sebesar US$15 juta atau sekitar Rp252 miliar kepada Bank Dunia untuk membuka akses rekonstruksi dan pendanaan sektor publik. Ini menandai bantuan keuangan Saudi pertama ke Suriah sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad, yang ditentang Riyadh.
Ekonomi Suriah masih hancur akibat perang dan sanksi selama bertahun-tahun, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi pemerintahan baru. “Komitmen ini akan membuka jalan bagi Kelompok Bank Dunia untuk melanjutkan dukungan dan operasi di Suriah setelah penangguhan lebih dari 14 tahun,” kata kedua negara dalam pernyataan bersama, Minggu (27/4/2025) selama pertemuan musim semi Bank Dunia dan IMF di Washington.
Suriah saat ini memiliki tunggakan sekitar $15 juta kepada Bank Dunia, jumlah yang harus dilunasi sebelum lembaga tersebut dapat mengesahkan bantuan atau hibah baru. Menurut dua sumber yang dikutip Reuters awal bulan ini, upaya sebelumnya untuk melunasi utang dengan menggunakan aset luar negeri yang dibekukan gagal.
Arab Saudi dan negara-negara tetangganya di Teluk telah meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Suriah. Penyelesaian utang tersebut menandai dukungan keuangan pertama Saudi saat Riyadh berupaya memperluas pengaruhnya, ditandai dengan menyambut pemimpin baru Suriah dalam perjalanan luar negeri pertamanya pada bulan Februari.
Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan menekankan perlunya kehati-hatian karena sanksi tetapi menyerukan dukungan internasional yang lebih besar untuk negara-negara yang dilanda perang seperti Yaman, Sudan, Lebanon, dan wilayah Palestina. “Mereka perlu tahu bahwa masyarakat internasional…akan mendukung mereka,” katanya.
Gubernur bank sentral dan menteri keuangan Suriah menghadiri pertemuan Bank Dunia dan IMF di Washington untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun, menandai kunjungan pertama pemerintah baru ke AS sejak jatuhnya rezim Assad pada bulan Desember.
Untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan mendapatkan dukungan keuangan internasional, pejabat Suriah didorong oleh IMF dan Bank Dunia untuk memberikan data ekonomi yang dapat dipercaya dan menghidupkan kembali bank sentral.
Lebih dari Satu Dekade Ketegangan
PBB pada 2017 memperkirakan bahwa pembangunan kembali Suriah akan menelan biaya sedikitnya $250 miliar, sementara beberapa pakar kini memperkirakan biayanya mencapai $400 miliar. Pernyataan bersama Arab Saudi dan Qatar mengatakan dengan pelunasan pinjaman Suriah berarti akan dimulainya kembali dukungan Bank Dunia, yang memungkinkan pendanaan di masa mendatang untuk sektor-sektor vital setelah 14 tahun ditangguhkan.
Bulan lalu, Qatar mulai memasok gas alam ke Suriah melalui Yordania untuk mengatasi pemadaman listrik yang sering terjadi di sebagian besar wilayah Levant. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 90% warga Suriah hidup dalam kemiskinan, dan pemerintah Suriah hanya mampu menyediakan listrik selama sekitar dua jam setiap hari.
Untuk meredakan ketegangan di negara yang dilanda perang, selama akhir pekan, Suriah menanggapi persyaratan AS untuk keringanan sanksi, berjanji tidak akan menimbulkan ancaman bagi Israel, dan mengupayakan perundingan tentang pejuang asing, termasuk pejuang Palestina di Suriah, di antara janji-janji lainnya.