
INILAHSULSEL.COM, MAMUJU – Data Bank Indonesia Sulawesi Barat menunjukkan, pada triwulan I 2024, ekonomi Sulbar tumbuh sebesar 6,02 persen. Selain meningkat dibandingkan triwulan IV tahun 2023 lalu, angka ini berada di atas nasional yang tercatat 5,11 persen. Bahkan Sulbar menorehkan pertumbuhan tertinggi kedua di kawasan Sulawesi.
Kendati demikian, ketertinggalan Sulbar hanya bisa dikejar jika ekonomi di wilayah ini konsisten tumbuh di angka 8-10 persen per tahun.
“Termakasih kepada Bank Indoenesia yang konsisten memberikan pendidikan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat dan menjaga inflasi. Terimakasih juga kami ucapkan KPK, OJK, LPS, Bulog, dan seluruh instansi veritikal serta peran besar Forkopimda, Forkopimcam dan DPRD,” kata Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, dikutip Senin (1/7/2024).
Bahtiar juga mengapresiasi peran seluruh perbankan di Sulbar yang memberi kemudahan pelayanan kepada masyarakat. Baik itu bank BRI, Mandiri, BNI, BSI, dan Bank Sulselbar. Dia juga menyatakan respeknya kepada para pahlawan UMKM Sulbar.
“Saat ini semua berikrar perkuat persatuan kesatuan Sulbar. Demi Sulbar yang malaqbi, maju, dan berkelanjutam dalam ekosistem ekonomi hijau dan biru,” ungkapnya.
Apa yang dicapai ini, kata Bahtiar, terus dipertahankan dengan bekerja keras meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada kenaikan pertumbuham ekonomi Sulbar. Swasta besar didorong tumbuh dan ekonomi kerakyatan yang inklusif termasuk UMKM diupayakan semakin maju dan berkembang.
“Tiga sektor utama yang menjadi ujung tombak ekonomi Subar yakni pertanian, ternak, dan perikanana akan kita gerakkan dengan gunakan APBD provinsi, kabupaten dan desa serta potensi pariwisata kita galakkan
keunggulan kompetitif skala nasional,” ujarnya.
Salah satu, contohnya menjadikan Sulbar penghasil pisang dan sukun terbesar selain yang sudah ada seperti durian, kopi, coklat, sawit, dan komoditas lainnya.
“Pemkab harus temukan keunggulannya misalnya Kabupaten Mamasa saya sudah minta menjadi penghasil tanaman hias bunga anggrek terbesar nasional yang bisa di ekspor. Caranya saya minta setiap warga Mamasa harus punya ribuan bahkan jutaan tanaman anggrek di sekitar rumahnya,” kata Bahtiar.
Menurut Bahtiar kika kuantitas cukup, maka pembeli akan mudah diundang. Jadi kuncinya apapun yang ditanam harus dalam jumlah besar sehingga bisa menjadi skala industri. “Contoh kenapa sawit Sulbar hebat karena jumlahmya besar. Komoditi lain juga akan harusnya juga bisa dilakukan”.
“Satu tahun kedepan hasilnya kelihatan. Jangan-jangan pertumbuhan Sulbar tahun berikutnya jadi 8 persen lebih. Itu keren banget. Dalam 5 tahun ke depan pertumbuhan harus 8-10 persen, baru bisa kita kejar ketertinggalan Sulbar dengan daerah lainnya di Indonesia yang sudah maju,” ucapnya.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur seperti pelabuhan kontainer dan bandar udara harus didukung oleh pemerinrah pusat. Masyarakat dan Pemda Sulbar telah berjuang menaikkan pertumbuhan.
“Kami mohon bantuan pusat bangun infrastruktur dasar Sulbar pelabuhan. Bandara, jalan, jembatan, bendungan dan waduk. Termasuk menjadikan Balabalakang sebagai halaman depan Sulbar sebagai pusat industri ekonomi perikanan kelautan terdekat dengan IKN yang memiliki potensi wisata pulau indah. Kami sudah usulkan Pulau Balabalakang sebagai rest area tempat persinggahan kapal-kapal yang melintas di ALKI 2 depan IKN antara pulau Kalimantan dan Sulawesi,” tutup Bahtiar.