Waspada dan Pahami Risiko, Mahasiswa Didorong Melek Investasi Digital dan Blockchain

Literasi aset digital kian digencarkan ke kalangan muda. Terbaru, program edukasi bertajuk Pintu Goes to Campus hadir di Universitas Bakrie, Jakarta, menyasar mahasiswa sebagai generasi potensial dalam ekosistem investasi kripto dan keuangan digital.
Dengan tema “Dunia Kripto dan Mahasiswa: Edukasi, Inovasi, dan Amankan Investasimu”, acara ini menghadirkan perwakilan regulator dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akademisi, pengamat ekonomi, hingga pelaku industri. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pentingnya kolaborasi multipihak dalam membentuk pemahaman mahasiswa terkait aset kripto dan risiko-risikonya.
Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan OJK, Djoko Kurnijanto, menyebut edukasi keuangan digital sebagai bagian penting dari pengawasan.
“Kami mendukung penuh inisiatif seperti ini. Literasi keuangan digital harus terus dilakukan agar masyarakat, termasuk mahasiswa, memiliki bekal yang kuat dalam menghadapi transformasi industri keuangan,” ujar Djoko.
Acara yang diselenggarakan oleh platform perdagangan aset digital PINTU bekerja sama dengan Universitas Bakrie dan Investortrust.id ini diikuti oleh lebih dari 150 mahasiswa jurusan Akuntansi. Diskusi panel yang berlangsung membahas potensi ekonomi digital, strategi manajemen risiko, serta etika investasi sejak dini.
Tri Pujadi Susilo, Wakil Rektor I Universitas Bakrie, menilai forum ini sebagai langkah positif bagi dunia pendidikan. “Hadirnya regulator, praktisi, dan akademisi dalam satu forum memperkaya wawasan mahasiswa secara komprehensif,” ucapnya.
Dari sisi industri, Chief Marketing Officer PINTU, Timothius Martin, menyampaikan bahwa program Pintu Goes to Campus telah menjangkau lebih dari 20 perguruan tinggi dalam lima tahun terakhir. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya melihat kripto sebagai instrumen spekulatif, tapi juga sebagai peluang ekonomi digital yang perlu dikaji secara ilmiah dan bertanggung jawab,” katanya.
Data OJK per April 2025 mencatat jumlah investor aset kripto di Indonesia mencapai 14,16 juta orang dengan total transaksi menyentuh Rp35,61 triliun. Angka ini memperlihatkan bahwa tren digitalisasi keuangan terus berkembang dan menuntut peningkatan literasi di berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan akademik.
“Investasi terbaik di usia muda adalah edukasi. Stabilitas emosi, manajemen risiko, dan pemahaman yang utuh harus menjadi dasar sebelum mulai berinvestasi. Dan yang terpenting, gunakan uang dingin,” pungkas Timothius.