Basarnas Makassar Tutup Siaga Nataru, Tangani 4 Operasi SAR
Pencarian Nelayan di Takalar Masih Berlangsung

INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Berlangsung sejak 18 Desember 2023, Basarnas Makassar secara resmi menutup pelaksanaan Siaga Nataru pada Kamis (4/1/2024), sore.
Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, Andi Sultan menyebut ada 4 operasi SAR yang dilaksanakan selama Siaga Nataru. Operasi SAR itu diantaranya orang terbawa arus di sungai Tompobulu Maros, kecelakaan kapal tenggelam di Selayar dan 2 kecelakaan kapal nelayan hilang kontak di Takalar.
“Selama Siaga Nataru, Basarnas Makassar tangani 4 kejadian. Satu kondisi membahayakan manusia di Maros, 3 Kecelakaan kapal yang terjadi di Selayar dan Takalar,” kata Sultan.
Dikatakan, saat ini operasi SAR masih sementara berlangsung di perairan Takalar. Tallasa dg Nassa (59), nelayan asal Dusun Lamangkia, Desa Topejawa masih dalam pencarian.
“Hari ini proses operasi SAR kecelakaan kapal di Takalar masih berlanjut, memasuki hari kedua. Korbannya nelayan yang kami duga terjatuh dari perahu saat mencari ikan,” tambah Sultan.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Makassar, Mexianus Bekabel menyebut Siaga Nataru berjalan dengan sukses karena kesiapan personel, alat serta perencanaan yang dijalankan sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kita bersyukur pelaksanaan Siaga Nataru bisa berjalan dengan baik. Terima kasih kepada seluruh personil yang telah membantu,” katanya.
Kendati Siaga Nataru telah ditutup, ia berpesan kepada seluruh personil Basarnas Makassar untuk tetap memantau wilayah mengingat telah memasuki musim hujan.
“Sebagai insan SAR kita harus tetap meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Kepada Kagahar (kepala jaga harian) agar tetap fokus memantau laporan cuaca dan informasi yang dilaporkan masyarakat,” sebutnya.
Sebagaimana diketahui, Siaga Nataru merupakan agenda tahunan yang dilakukan Basarnas. Personil Basarnas disiagakan pada tempat-tempat yang berpotensi terjadi kecelakaan transportasi seperti di bandara, pelabuhan, terminal maupun jalan lintas provinsi. Selain itu memantau lokasi wisata yang berpotensi ramai dikunjungi, khususnya wisata alam sungai maupun pantai yang rawan terjadi kondisi membahayakan manusia.