
INILAHSULSEL.COM, MAKASSAR – Pegiat media sosial diminta oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) agar turut ambil bagian awasi Pilkada Serentak 2024.
Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli mengatakan pegiat media sosial merupakan bagian dari pengawas partisipatif yang sangat penting. Sebab informasi bisa sampai ke grassroot atau akar rumput melalui media sosial.
“Penggiat digital memiliki peran besar, melalui media sosial mereka dapat saling mendukung untuk memastikan informasi terkait pelanggaran di ruang digital sampai ke masyarakat,” kata Mardiana Rusli saat melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif di Hotel Claro Makassar, Minggu (17/11/2024).
Menurutnya, banyak laporan pelanggaran Pemilu yang bermula dari ruang digital. Di Sulsel, Bawaslu telah menerima 28 aduan terkait pelanggaran di media sosial.
Namun masih terdapat kendala teknis dalam penanganan kasus, terutama pada pembuktian formal dan materiil. Alhasil, dibutuhkan pegiat media sosial untuk membantu memberikan informasi yang lebih produktif dan efektif.
“Dan proses penanganan pelanggaran digital memerlukan bukti yang cukup, agar dapat diproses secara hukum,” imbuhnya.
Selain itu, pengawasan terhadap ruang kampanye di media sosial juga menjadi perhatian utama. Para influencer, selebgram dan blogger diharapkan dapat menyebarluaskan informasi terkait aktivitas pengawasan dan penanganan pelanggaran oleh Bawaslu.
“Proses hukum yang kami lakukan sering kali tidak dipahami publik. Kami berharap para blogger, influencer, dan selebgram dapat membantu masyarakat memahami mekanisme penanganan pelanggaran dan tahapan pemilu,” paparnya.
Sehingga pihaknya mengajak, para pegiat media sosial turut mengedukasi masyarakat mengenai bahaya politik uang dan sanksi hukumnya. Mereka diharapkan dapat menjadi agen edukasi yang mengkampanyekan nilai-nilai demokrasi yang sehat.
Apalagi Sulsel masuk empat besar sebagai daerah rawan tinggi di Pilkada Serentak. “Soal politik uang, kami butuh dukungan influencer untuk menyampaikan pesan edukatif ke masyarakat agar mereka tahu resikonya. Kampanye semacam ini dapat membantu menurunkan potensi kerawanan Pilkada di Sulsel,” pungkasnya.