
INILAHSULSEL.COM, WATAMPONE – Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin kembali meninjau kebun budidaya pisang cavendish di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel, Selasa, 25 Juni 2024.
Pada kunjungan tersebut, mantan Pj Gubernur Sulsel ini mengecek perkembangan budidaya pisang seluas 200 hektare di Desa Tellongeng yang dirintisnya akhir tahun 2023 lalu.
“Karena kebetulan ada kegiatan kedinasan di Makassar, maka saya lewat Bone dan menyempatkan diri untuk menengok perkebunan pisang cavendish di Desa Tellongeng. Alhamdulillah apa yang kami rintis bulan November tahun lalu sekarang sudah sukses dan berbuah. Semoga dalam waktu dekat sudah bisa panen,” ungkap Bahtiar.
Bahtiar tak datang sendiri, tetapi bersama tim dari Pemprov Sulbar. Bahkan dia mengajak timnya untuk melihat pusat pembibitan budidaya pisang cavendish.
“Kami ajak teman-teman di Sulbar untuk berguru di Bone terkait budidaya pisang. Di Sulbar, minggu ini 100 hektare yang sudah ditanami, sementara antre 1.200 hektare lagi,” ujar Bahtiar.
Dia juga menyampaikan bahwa budidaya pisang cavendish akan terus dikembangkan buat masyarakat.
“Dan bahkan sekarang juga kita kembangkan di Sulawesi Barat. Tanah Sulawesi ini kan bersambung hanya administrasi pemerintahan saja yang berubah. Sejak 20 tahun terakhir Sulbar menjadi provinsi sendiri tetapi masyarakatnya sama dengan Sulawesi Selatan. Hampir semua rumahnya ada pohon pisangnya, bahkan di Sulbar itu dari lima pelabuhan hampir setiap hari ada dua kapal pisang yang diangkut ke Balikpapan. Jadi memang masyarakatnya sudah terbiasa dengan komoditi dan budidaya pisang,” terang Bahtiar.
Dia mengatakan, saat ini Sulbar sudah menyiapkan lahan seluas 1.300 hektare dan telah memulai penanaman.
“Karena kebetulan mitra perusahaannya juga sama, yang menjadi calon pembelinya dan menariknya disana itu Ph tanahnya tinggi dibanding disini yaitu 7 sementara disini hanya 5 lebih ditambah disana memang masyarakatnya sudah terbiasa dengan budidaya pisang sehingga tidak susah lagi,” jelasnya.
Menurut Bahtiar budidaya pisang cavendish salah satu solusi terbaik untuk memperkuat ketahanan pangan.
“Jadi pisang ini multifungsi, tentu bisa menjadi sumber ekonomi baru masyarakat kita yang kedua bisa menjadi makanan konversi pangan jadi mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras dan dia termasuk jenis makanan yang sehat,” katanya.
Kata dia seberapa hebatnya memproduksi padi atau beras selalu kalah cepat dengan kebutuhan, dimana kebutuhan beras di Indonesia 2,6 juta ton per bulan dibandingkan jumlah sawah di Indonesia tidak akan pernah mengejar sehingga sangat tergantung sekali dengan impor beras.
“Oleh karenanya solusi terbaik pertanian kita mengedukasi masyarakat untuk konversi pangan,” lanjutnya.
Dia juga menambahkan bahwa budidaya pisang cavendish di Desa Tellongeng Kecamatan Mare tidak menggunakan anggaran APBD ataupun APBN.
“Jangan sampai ada beranggapan bahwa kebun ini menggunakan anggaran pemeritah, ini tidak ada satu senpun APBD ataupun APBN SulSel semuanya murni kerja sama dengan perusahaan,” imbuhnya.