Hangout

Kata Kemenkes soal Kasus Anemia 8.800 Remaja Putri di Karawang, Gara-gara Seblak?


Kasus anemia di kalangan remaja Kabupaten Karawang menjadi perhatian serius setelah laporan terbaru dari Dinas Kesehatan setempat mengungkap bahwa lebih dari 8.800 remaja putri menderita kondisi tersebut. Salah satu pemicu utama yang disoroti adalah kebiasaan konsumsi jajanan rendah nutrisi seperti seblak dan bakso. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun menyoroti peran orang tua dalam membentuk pola makan sehat bagi anak-anak mereka.

“Memang ini masalah perilaku, seperti kebiasaan di rumah dan juga contoh dari orang tua,” ujar Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Maria menambahkan bahwa selain pola makan yang buruk, pengaruh iklan jajanan instan dengan kepentingan komersial juga menjadi tantangan dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat di kalangan remaja. “Termasuk kepentingan komersial yang memberikan iklan dan menjadi tandingan terhadap pola makan sehat,” jelasnya.

Baca Juga:  Jaga Kolesterol Saat Idul Adha, Jangan Berlebihan Konsumsi Daging

Angka Anemia di Kalangan Remaja Masih Tinggi

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan tahun 2023, prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia memang menunjukkan penurunan. Dari 27% lima tahun lalu, angka tersebut kini turun menjadi 16,3%. Meski begitu, Kemenkes menilai angka tersebut masih tergolong tinggi dan membutuhkan intervensi lebih lanjut.

“Kalau di atas 20%, itu dianggap masalah besar sekali. Sekarang sudah di bawah 20%, tetapi kita belum bisa berpuas diri. Penurunan ini harus dipastikan berlangsung secara konstan,” kata Maria.

Langkah Pemerintah Menangani Anemia pada Remaja

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah mengambil berbagai langkah, mulai dari edukasi gizi, pemberian tablet tambah darah di sekolah, hingga penyediaan makanan bergizi langsung bagi siswa di beberapa daerah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran remaja putri akan pentingnya pola makan sehat.

Baca Juga:  Ridho Slank: Setop Tambang Nikel di Raja Ampat Selamanya, Jangan Terlalu Rakus dan Serakah

“Pemerintah melakukan edukasi, pemeriksaan, suplementasi gizi, hingga pemberian makanan bergizi di sekolah. Dengan upaya ini, diharapkan angka anemia pada remaja putri dapat terus menurun,” ujar Maria.

Hasil Skrining dan Kebiasaan Pola Makan yang Mengkhawatirkan

Dinas Kesehatan Karawang melaporkan bahwa dari hasil skrining yang dilakukan terhadap 33.106 remaja putri pada akhir 2024, sebanyak 8.861 di antaranya terdeteksi menderita anemia dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Penyebab utamanya adalah kebiasaan konsumsi makanan cepat saji yang minim nutrisi, yang semakin marak di kalangan remaja.

Ahli gizi pun menyarankan agar para orang tua mulai lebih aktif dalam mengedukasi anak-anak mereka terkait pentingnya pola makan bergizi seimbang. Selain itu, peran sekolah juga dinilai krusial dalam menyediakan alternatif makanan sehat dan memperkuat kesadaran pentingnya asupan nutrisi yang baik.

Baca Juga:  Literasi Jadi Jalan Memberdayakan Anak dan Generasi Muda di Akar Rumput

Dengan meningkatnya perhatian terhadap kasus anemia ini, diharapkan berbagai pihak, baik pemerintah, orang tua, maupun institusi pendidikan, dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pola makan sehat di kalangan remaja.

Back to top button