
INILAHSULSEL.COM, ENREKANG – Produksi bawang merah di Kabupaten Enrekang tidak melimpah seperti biasanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah fenomena El Nino yang mengakibatkan kemarau berkepanjangan.
Untuk meningkatkan jumlah produksi bawang dibutuhkan sumber air yang lebih banyak, salah satunya adalah dengan membuat sumur bor. Sebagaimana diketahui bawang merah merupakan salah satu komoditi unggulan Sulsel.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyebut, Enrekang hanya dapat tiga dari 65 sumur bor yang dikerjasamakan dengan TNI. Dimana jumlah tersebut tentu tidak cukup untuk pertanian..
“Khusus untuk di sini masyarakat membutuhkan sumur bor, ini memang hanya bagian yang harus kami diskusikan dengan teman-teman di provinsi. Semoga di tahun 2024, kita bisa adakan (sumur bor) di kawasan ini,” kata Bahtiar saat menghadiri panen raya bawang merah di Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja pada Selasa, 7 November 2023.
Saat ini, harga bawang di pasaran Rp17.000 per Kg. Jumlah tersebut hanya selisih sedikit dengan modal yang dikeluarkan petani yaitu sekira Rp 13.000 per Kg.
“Saya diskusi dengan petani per Kg yang ditanam dia harus mengeluarkan biaya Rp13.000. Jadi kalau kecil bawangnya maka kecil pula pendapatannya. Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan adalah airnya harus tercukupi,” sebutnya.
Bahtiar menyebut lahan pertanian di Kabupaten Enrekang sekira 15 ribu hektare. Dimana terdapat 500 hektare diantaranya yang bisa digunakan untuk budidaya pisang cavendish. Namun ia memastikan komoditas yang lain tetap dilanjutkan.
“Ini sedang kami diskusikan dengan Pak Bupati dan Kadis Pertanian. Supaya tidak pakai lama dan masyarakat ada komoditi alternatif. Cabai tetap lanjut, tomat, sayur-sayuran, dan komoditi andalan bawang merah tetap dilanjutkan. Khusus pisang cavendish, kita pastikan semua mulai dari harga, baik pembeli lokal maupun mancanegara,” jelasnya.
Anggota Kelompok Mitra Champion Bawang Merah, Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kasmidi, menyebut hasil pertanian masih bergantung dengan air dari sungai yang ditarik mengunakan mesin. Sementara, kebutuhan air untuk bawang merah sangat banyak.
“Untuk saat ini hanya bisa memenuhi air tiga hari sekali siram. Padahal, biasanya setiap hari. Kalau cuaca mendukung dengan bibit 500 kg bisa menghasilkan sampai 7 ton. Kalau kondisi sekarang karena El Nino hasilnya kurang. Dari 500 kg paling nanti hasilnya 4 ton saja,” kata Kasmidi.