Kalah Lawan MU, Istri Kai Havertz Jadi Korban Pelecehan Online: Bayinya Diancam Dibunuh

Sophia Havertz, istri pemain Arsenal Kai Havertz, menjadi korban pelecehan dan ancaman mengerikan di media sosial setelah Arsenal tersingkir dari Piala FA akibat kekalahan dari Manchester United, Minggu (12/1) waktu setempat.
Sophia mengunggah dua cerita di Instagram-nya Senin (13/1), menunjukkan pesan-pesan kebencian, termasuk satu ancaman yang mengancam akan “membunuh” bayi yang sedang dikandungnya.
Pada pertandingan tersebut, Arsenal kalah melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Dalam pertandingan melawan Manchester United, Havertz menjadi sorotan karena tidak hanya gagal mengeksekusi penalti tetapi juga melewatkan dua peluang emas untuk membawa Arsenal unggul.
Sophia Mengecam Ancaman
Melalui unggahannya, Sophia Havertz mengungkapkan rasa kecewanya terhadap perlakuan kasar yang diterimanya di dunia maya.
“Untuk seseorang yang berpikir bahwa menulis hal seperti ini adalah hal yang wajar, sungguh mengejutkan bagi saya… Saya harap Anda malu pada diri sendiri,” tulis Sophia.
Terkait ancaman terhadap bayinya, Sophia menambahkan, “Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa, tetapi tolong, teman-teman, lebih hormatlah. Kita lebih baik dari ini…”
Pelecehan Online dalam Sepak Bola
Pelecehan daring terhadap pemain sepak bola dan keluarganya menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah mengalokasikan dana sebesar £25.000 untuk membantu kepolisian menangani insiden serupa selama turnamen Eropa.
FIFA juga telah meluncurkan Social Media Protection Service (SMPS) yang bertujuan melindungi pemain, tim, dan ofisial dari pelecehan daring dengan menyaring pesan-pesan kebencian di media sosial mereka. Laporan dari Piala Dunia Wanita 2023 menyebutkan bahwa 20% pemain menerima pesan diskriminatif, setengah di antaranya berisi kebencian seksual, seksis, atau anti-gay.
Arsenel Selidiki Kasus
Arsenal telah meminta bantuan perusahaan teknologi data Signify untuk mengidentifikasi pelaku pelecehan tersebut. Langkah ini memungkinkan klub untuk melaporkan pelaku kepada pihak kepolisian, sementara akun yang terlibat akan dilaporkan ke Instagram. Menurut laporan, Instagram telah menghapus konten tersebut karena melanggar kebijakan platform.
Pesan pelecehan ini mencuat di tengah persiapan Arsenal menghadapi Tottenham dalam pertandingan berikutnya pada Rabu mendatang.