News

Tingkat Numerasi Saja Masih Rendah, Ajarkan Anak SD Main Saham Dinilai tidak Realistis


Keinginan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati agar anak Sekolah Dasar (SD) mulai diedukasi terkait jual beli saham atau pasar modal dinilai tidak realistis.

Sebab, gagasan tersebut tidak sebanding dengan kenyataan di lapangan, di mana peringkat numerasi Indonesia yang tergolong masih sangat rendah.

“Maaf kalau anak SD main saham itu kan tentu harus memiliki kemampuan dasar yang paling minimum yaitu menghitung gitu ya. Bagaimana menghitung uang, pasar modal dan lain sebagainya. Sementara saat ini kan skor numerasi anak Indonesia sangat rendah,” kata Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri, kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (4/1/2025).

Iman memahami maksud Menkeu Sri Mulyani mendorong anak-anak untuk mengenal saham sejak dini didasari oleh rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pasar saham.

Baca Juga:  Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia: Tindak Tegas Tambang Nikel yang Rusak Raja Ampat

Namun, menurutnya, langkah tersebut kurang tepat jika diterapkan pada anak-anak Sekolah Dasar. Apalagi dengan rendahnya tingkat literasi dan numerasi di Indonesia.

Berdasarkan data, Indonesia sendiri berada di peringkat 69 dari 80 negara dalam penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.

Skor matematika anak Indonesia pada PISA 2022 adalah 366 setara Palestina. Sedangkan skor rata-rata dunia adalah 358.

Dengan kondisi seperti itu, tampaknya mustahil bagi siswa Sekolah Dasar untuk memahami pembelajaran terkait saham. Sebaliknya, menurut Iman, justru yang terjadi bisa berujung pada kegagalan atau kerugian.

“Nah menurut saya yang urgent di tingkat SD saat ini adalah kalau berkaitan tadi ya soal ekonomi yaitu adalah kemampuan untuk berhitung gitu,” saran Iman.

Baca Juga:  13 Orang Tewas Gara-gara Ledakan Amunisi TNI, DPR Minta Investigasi Dilakukan Transparan

“Kami kira tidak mungkin anak-anak SD bisa main saham kalau tidak bisa ngitung ya. Yang ada malah bangkrut. Seperti itu,” lanjutnya.

Sebelumnya pada Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Kamis (2/1/2025), Menkeu Sri Mulyani meminta agar anak SD mulai dibekali pembelajaran terkait jual beli saham atau pasar modal. Ia ingin anak siswa SD bisa familiar dengan Bursa Efek.

“Dulu waktu saya mahasiswa mulai diajari mengenai Bursa Efek Indonesia, paham mengenai jual beli saham. Sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat Sekolah Dasar sehingga mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek,” tuturnya.

Baca Juga:  Tangis Anak dan Istri Kopda Eri Korban Ledakan Amunisi Pecah saat Jenazah Tiba di Rumah Duka

Back to top button