Market

Stok Kedelai Hanya Cukup Sampai Pertengahan November, Ujung-ujungnya Impor

Ada kabar kurang menggembirakan untuk para pengrajin tahu dan tempe di tanah air. Persediaan kedelai tersisa 3 juta ton. Hanya cukup sampai pertengahan November 2022.

Tak sedang bercanda, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyebut, persediaan kedelai terus menipis. Tersisa sekitar 3 juta ton yang hanya cukup untuk memenuhi permintaan hingga pertengahan November ini. “Dalam prognosa kita stok kedelai sampai dengan pertengahan November,” kata Arief saat sidak beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11/2022).

Mantan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero/RNI) itu, menerangkan, permintaan kedelai untuk Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mencapai 20 ribu ton per bulan. Untuk menjamin pasokan kedelai, lanjutnya, pemerintah telah impor kedelai sebanyak 700.000 ton.

Baca Juga:  Ekonom Sebut Keliru Buka Keran Impor untuk Ditukar dengan Tarif Trump

Ditambah persediaan kedelai yang tersimpan di gudang Perum Bulog, mencapai 200 ribu ton. Sehingga, menurutnya, pengrajin tahu dan tempe, tak perlu khawatir kekurangan bahan baku. “Artinya stok kedelai akan tercukupi dan para perajin tahu dan tempe. Mereka juga tetap mendapatkan subsidi sampai akhir tahun, yakni 31 Desember 2022,” terang Arief.

Terkait menipisnya stok kedelai, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) menyampaikan, pemerintah sangat memperhatikan nasib pengrajin tahu dan tempe yang termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Agar mereka bisa membeli kedelai impor yang harganya lumayan tinggi karena dipatok dalam dolar AS, pemerintah memberikan subsidi. Kemungkinan, angkanya (subsidi kedelai) naik dari Rp1.000 menjadi Rp3.000 per kilogram (kg).

Baca Juga:  Berdampak Positif ke UMKM, Gubernur Ahmad Luthfi Tetapkan Bike Week Jadi Wisata Tahunan

Dikatakan Ketua Umum PAN itu, rencana kenaikan subsidi kedelai, mengakomodir usulan Gakoptindo. “Memang ada usulan dari mereka untuk menaikkan subsidinya dari Rp1.000 ke Rp3.000 (per kg). Tapi sabar dulu. Tapi tetap kita sampaikan subsidi Rp1.000 itu,” ujar Zulhas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Dia menuturkan, subsidi kedelai diberikan lantaran harga internasional mengalami kenaikan signifikan. Harga semula US$3,6 per bushel menjadi US$5,8 per bushel. Asal tahu saya 1 bushel setara dengan 27,2 kilogram. Ditambah lagi adanya kenaikan biaya distribusi (logistik) sebagai dampak kenaikan harga BBM pada 3 September lalu.

Kalau tak ada subsidi, pengrajin tahu dan tempe bisa jadi melakukan mogok produksi, seperti pada Februari lalu. Alhasil, tahu dan tempe menghilang di pasaran. Bikin gaduh emak-emak.

Baca Juga:  Tarif Impor 245 Persen Jadi Senjata Trump, China tak Pernah Takut: Ente Jual, Ane Beli

Back to top button