Market

Ikuti Instruksi Menteri LH tak Boros Plastik, Industri AMDK Lakukan Inovasi Galon Guna Ulang


Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mendorong industri air minum dalam kemasan (AMDK) mengurangi penggunaan biji plastik dengan menggunakan botol atau galon guna ulang.

“Kementerian LH mendorong industri air minum kemasan menerapkan sistem guna ulang yang sama pada botol plastik, seperti pada galon guna ulang,” kata Hanif, dikutip Sabtu (18/1/2025).

Dia menjelaskan, rata-rata galon guna ulang bisa digunakan secara berulang hingga 40 kali. Hal ini menurut dapat mengurangi penggunaan biji plastik murni hingga 250 ribu ton per tahun.

Selain itu,  Hanif berharap, seluruh industri AMDK menyusun peta jalan yang lebih progresif guna meningkatkan muatan daur ulang.

Selain itu, dia menekankan pentingnya konservasi air, mengingat masih banyak pelaku industri AMDK yang menggunakan air tanah dalam untuk memastikan kemurnian air, dan kandungan mineralnya.

Baca Juga:  Mobil Dinas Eselon I Nyaris Rp1 Miliar, ANH: Ingat Nakes Lewati Jalan Berlumpur Layani Rakyat

Corporate Communications Director Aqua, Arif Mujahidin menyambut baik himbauan Menteri Hanif. Saat ini, perseroan memperluas penggunaan kemasan berbahan polyethylene terephthalate (PET) daur ulang untuk galon guna ulangnya. Sesuai arahan Menteri Hanif Faisol untuk tidak boros plastik.

“Kami memakai plastik sesuai kebutuhan dan momen konsumsi produk kami. Hampir 70 persen bisnis Aqua menggunakan kemasan yang digunakan ulang sebagai komitmen untuk mengurangi sampah plastik,” kata Arif.

Dia menerangkan, galon bening guna ulang berbahan PET itu, merupakan produk inovasi yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan dan preferensi konsumen, terhadap kemasan galon ramah lingkungan dan lebih jernih. Sehingga bisa melihat produk air di dalamnya dengan jelas.

Baca Juga:  Ekonom Ingatkan Paket 6 Insentif Ekonomi Pemerintah Bisa Menambah Beban Fiskal

Ia mengeklaim galon guna ulang PET itu, sudah diperkenalkan di Manado, Sulawesi Utara dan Jabodetabek pada 2024.  Dan, galon itu sudah didistribusikan sejak 2019 untuk konsumen di Bali yang memiliki daya beli lebih tinggi dan sadar akan kelestarian lingkungan.

“Sebagian besar kemasan galon air minum masih menggunakan konsep kemasan guna ulang, salah satunya karena kesadaran akan pentingnya mengurangi sampah kemasan plastik yang bisa mengotori lingkungan,” ujar dia.

Pemilik agen AMDK di Denpasar, Adi mengatakan, galon guna ulang berbahan PET terlihat lebih bersih, transparan dan tidak mudah pecah. “Penjualan galon bening guna ulang ini pun sangat menjanjikan untuk kami para agen, karena animo masyarakat untuk membelinya sangat tinggi,” ujarnya.

Baca Juga:  Banyak Temuan, BPK Beri Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah

Agen AMDK lainnya, Bagus dan Adhi Wijaya dari daerah yang sama, menambahkan, tampilan galon yang lebih bersih dan transparan jadi salah satu alasan konsumen tertarik membeli galon itu.

“Kelihatannya, galon bening guna ulang yang transparan ini lebih laku di Bali karena tampilannya yang terlihat lebih bersih dan transparan ini mungkin membuat masyarakat senang untuk membelinya,” ucap dia.
 

Back to top button