News

Suarakan Penundaan Pemilu 2024, Gus Choi: Bamsoet Kurang Booster

Suarakan Penundaan Pemilu 2024, Gus Choi: Bamsoet Kurang Booster

Pernyataan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet yang menyinggung soal penundaan Pemilu 2024, menuai cibiran. Bamsoet dirasa kurang sehat, butuh tambahan vaksin booster.

Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie (Gus Choi) merasa aneh jika orang sekelas Bamsoet melontarkan pernyataan seperti itu. Ia menduga, sahabatnya itu sedang digerogoti virus yang lebih berbahaya dari COVID-19.

“Itu berarti di dalam dirinya ada virus yang lebih berbahaya ketimbang COVID-19. Bamsoet harus booster-nya bukan 3 kali, empat kali itu, (harus) 9 kali supaya sembuh semua, tegak lurus pada UU,” ujarnya, Jumat (9/12/2022).

Gus Choi meminta Bamsoet dan seluruh elemen pemerintah dapat tetap tegak lurus dengan konstitusi. Sebagai pemegang mandat dari rakyat, sambung dia, harus konsisten dalam melaksanakan aturan.

Baca Juga:  Jaksa ICC Meminta Surat Perintah Penangkapan untuk Ben-Gvir dan Smotrich dari Israel

“Kita harus konsisten melaksanakan UU. Kesepakatan, janji, mekanisme nasional itu yang sudah diputuskan, itu harus konsisten. Jadi pejabat-pejabat baik di DPR maupun eksekutif itu harus tunduk, patuh, tegak lurus dengan UU,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, hasil survei Poltracking menyebut tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah mencapai angka 73,2 persen. Hasil raihan ini pun direspons Bamsoet dengan menyinggung soal peluang perpanjangan masa jabatan.

“Kita tahu deras sekali pro kontra di masyarakat ada yang memperpanjang, ada yang mendorong tiga kali, tapi terlepas itu saya sendiri ingin tahu keinginan publik yang sesungguhnya ini apa. Apakah kepuasan ini ada korelasinya dengan keinginan masyarakat beliau tetap memimpin kita dalam masa transisi ini,” ujarnya saat menjadi narasumber rilis survei Poltracking yang digelar virtual, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga:  Jenazah Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief akan Dimakamkan di TPU Jeruk Purut

Bamsoet juga turut menyinggung soal pelaksanaan pemilihan eksekutif, legislatif dan kepala daerah secara serentak di tahun 2024. Ia meminta pelaksanaan pemilu kelak harus benar-benar diperhitungkan tepat atau tidaknya dilakukan di tengah kondisi saat ini. Di mana proses pemulihan akibat pandemi belum sepenuhnya selesai. Terlebih adanya bencana-bencana yang terjadi.

“Ini jelas harus dihitung betul apakah momentumnya tepat dalam era kita tengah berupaya recovery bersama terhadap situasi ini dan antisipasi, adaptasi dan ancaman global seperti ekonomi, bencana alam dan sebagainya,” pungkasnya.

Back to top button