Survei LSI: 4 dari 10 Orang Indonesia Setuju Berperang di Negara Lain untuk Bela Agama

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis temuannya terkait sikap publik atas kekerasaan ekstrem, toleransi dan kehidupan beragama di Indonesia. Salah satu temuannya, 4 dari 10 orang di Indonesia rela ikut berperang di negara lain demi membela umat beragama yang seagama.
“Sekitar 4 dari 10 orang setuju/sangat setuju ikut berperang di negara lain untuk membela umat agamanya yang dianiaya. Meski sebagian besar responden tidak setuju atau sangat tidak setuju dengan tindakan membalas kelompok lain yang menyerang agamanya,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam presentasinya di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).
“Dukungan pada kekerasan ekstrem diukur dengan empat pertanyaan dengan skala 1 sampai 5. Hasilnya menunjukkan nilai rata- rata sebesar 2.39 (SD = 0.64) atau di bawah median,” jelas dia.
Lebih lanjut dia merincikan jumlah persentase sikap publik terkait keikutsertaan berperang di negara lain untuk membela umat ‘agama saya’ yang dianiaya. Djayadi mengatakan sebanyak 35 persen publik memilih untuk ikut.
Sementara sebanyak 15 persen publik memilih untuk melakukan pembalasan terhadap anggota kelompok yang menyerang ‘agama saya’. Kemudian,12 persen publik mendukung organisasi yang memperjuangkan ‘agama saya’ walaupun terkadang organisasi tersebut melanggar hukum.
“Terakhir, 7 persen publik mendukung organisasi yang memperjuangkan ‘agama saya’ meskipun organisasi tersebut terkadang menggunakan kekerasan,” tutup Djayadi.
Diketahui, survei dilakukan pada periode 16-29 Mei 2022. Meskipun tahun lalu, LSI menilai bahwa isu ini tengah terjadi saat ini. Survei menggunakan metode wawancara tatap muka dan dilakukan oversample di 4 wilayah yakni wilayah DKI Jakarta+Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 1.550 responden dipilih secara random (multistage random sampling) sebagai sampel basis. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
Reyhaanah Asya