Lebanon Umumkan 3 Hari Berkabung atas Meninggalnya Pemimpin Hizbullah

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari usai pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Anadolu Agency, Minggu (29/9/2024), Makati mengatakan bendera akan diturunkan setengah tiang di semua departemen pemerintah, lembaga-lembaga publik, dan kota mulai Senin (30/9/2024).
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa kantor publik juga akan tutup pada hari pemakaman Nasrallah. Meski demikian, Hizbullah belum mengumumkan tanggal pemakamannya.
Pasukan Israel memulai serangan udara besar-besaran di Lebanon pada awal pekan ini, menewaskan ratusan orang dan membuat ribuan orang mengungsi.
Ketegangan semakin meningkat setelah mereka membunuh Nasrallah dan komandan lainnya di Beirut pada Jumat (27/9/2024). Pasukan Israel terus mengebom sebagian ibu kota Lebanon pada Sabtu (28/9/2024).
Nasrallah, yang telah menjadi Sekjen Hizbullah sejak 1992, memainkan peran kunci dalam gerakan perlawanan Lebanon, khususnya dalam melawan pasukan Israel.
Kematian tokoh kunci Hizbullah itu menandai momen penting dalam konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel.
Bagi Hizbullah, gugurnya Nasrallah, menegaskan kembali komitmen kelompok tersebut terhadap misi pemimpin mereka, dan berkata kemartirannya hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina.
“Kemartirannya hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina,” kata pernyataan Hizbullah.
Sebelumnya, militer Israel mengeklaim telah ‘menghabisi’ pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah selama operasi yang menargetkan pusat komando Hizbullah yang berlokasi di bawah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Kota Beirut.
Sejak Senin (23/9/2024), tentara Israel telah melancarkan serangan ‘dengan jangkauan paling intens dan luas’ ke Lebanon sejak konfrontasi dengan Hizbullah dimulai sekitar setahun yang lalu.
Sebagai tanggapan, Hizbullah telah menembakkan ratusan roket ke lokasi militer Israel, permukiman, dan bahkan markas Mossad di Tel Aviv, dengan penutupan informasi ketat mengenai korban dan kerusakan di pihak Israel.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Masyarakat internasional telah memperingatkan mengenai serangan ke Lebanon yang memicu kekhawatiran bahwa konflik Gaza dapat berubah menjadi perang kawasan.