Prof Sudarnoto: Supremasi Amerika Penyebab Dunia tak Adil, Gaza Jadi Korban

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, mengecam keras tindakan agresi Israel yang menyebabkan hampir 50 ribu korban jiwa di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023. Menurutnya, kebijakan militer Israel merupakan bentuk genosida yang melanggar hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Perbuatan keji dan menjijikkan ini mencerminkan perilaku seperti gerombolan manusia primitif yang menghancurkan, merampas, dan membunuh dengan bengis,” tegas Prof. Sudarnoto dalam pernyataannya yang dikutip inilah.com, Kamis (2/1/2025).
Supremasi Israel dan Peran Amerika
Prof. Sudarnoto menyoroti dukungan Amerika Serikat yang menjadi faktor penting di balik keberanian Israel dalam mengabaikan hukum internasional. Ia menyebut supremasi politik Amerika telah melemahkan institusi global seperti PBB.
“Supremasis Amerika menjadi sumber ketidakadilan global yang menciptakan ketimpangan politik dan ekonomi, serta membuka ruang bagi imperialisme baru,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti bagaimana perdagangan bebas dan ketergantungan pada kapitalisme global telah memperparah ketidakadilan, rasisme, dan apartheid. Semua ini menurutnya adalah luka peradaban dunia yang menganga lebar.
Tragedi Gaza, Tragedi Kemanusiaan
Menurut MUI, tragedi Gaza bukan hanya isu lokal, melainkan tragedi kemanusiaan global yang mencerminkan pelecehan terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
“Persoalan Gaza bukan sekadar soal Hamas dan Israel, tetapi tentang pelanggaran kedaulatan, penghancuran nilai-nilai kemanusiaan, dan penistaan hukum internasional,” tegas Prof. Sudarnoto.
Ia menekankan bahwa perjuangan membela Palestina adalah perjuangan universal untuk menghapus penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan penuh bagi Palestina.
Narasi Zionisme Harus Dilawan
MUI juga menyerukan perlunya melawan narasi yang dikembangkan oleh Israel dan sekutunya, seperti klaim bahwa perlawanan Palestina adalah terorisme dan bahwa Palestina tidak pernah ada sebagai negara.
“Narasi sesat ini sangat membahayakan. Kita harus memperkuat literasi terutama di kalangan anak muda untuk melawan propaganda Zionisme,” kata Prof. Sudarnoto.
Langkah Konkret Indonesia
Prof. Sudarnoto mengapresiasi langkah Indonesia yang terus konsisten membela Palestina di forum internasional. Ia menyoroti pidato Presiden Prabowo Subianto dalam KTT-D8 dan peran diplomasi Indonesia yang semakin kuat.
“Indonesia harus menjadi pemain utama dalam perjuangan menyelesaikan masalah Palestina. Pemerintah harus melibatkan masyarakat sipil untuk memperkuat komitmen bangsa ini dalam membela Palestina,” tambahnya.
MUI juga menegaskan pentingnya koordinasi yang lebih erat di kalangan negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk melawan agresi Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Tindakan Hukum Internasional
MUI menyambut baik langkah ICC (International Criminal Court) yang telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan penerbitan opini konsultatif terkait okupasi Israel. Meski demikian, MUI berharap langkah ini dapat segera ditindaklanjuti di Dewan Keamanan PBB.
“Pembelaan terhadap Palestina adalah perjuangan abadi. Upaya diplomasi, politik, hukum, dan kemanusiaan harus terus dioptimalkan pada tahun 2025,” pungkas Prof. Sudarnoto.