Romy, di Antara Bayang-bayang Eks Napi dan Mengembalikan Kejayaan PPP

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Romahurmuziy mengeklaim bakal mengembalikan kepercayaan publik dengan jabatan yang kini ia emban. Meski, bayang-bayang sebagai eks narapidana korupsi masih melekat dalam dirinya.
Selain itu, jabatan yang kini dipegang Romahurmuziy atau akrab disapa Romy diklaim bukan suatu keistimewaan. Sebab, jabatan ketua Majelis Pertimbangan telah menjadi tradisi PPP untuk diberikan kepada mantan ketua umum (ketum).
“Saya tidak pernah keluar PPP. Saya bukan bergabung, saya diminta Ketua Majelis Kehormatan PPP karena mantan ketum partai selalu jadi ketua Majelis Pertimbangan. Seperti Ismail Hasan, ketumnya Ismail Hasan setelahnya jadi Ketua Majelis Pertimbangan. Pak Suryadharma Ali, Ketum di 2007, lalu jadi ketua majelis. Pak Hamzah juga diminta ketua Majelis Pertimbangan,” kata Romy saat ditemui usai peringatan Harlah PPP ke-50 di kantor DPP PPP, Jalan Pangeran Dipenogoro,Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023).
Ia menjelaskan, jabatan ketua Majelis Pertimbangan semestinya dipegang oleh Suharso Monoarfa sebagai ketum PPP terakhir. Namun, Suharso enggan didapuk sebagai ketua Majelis Pertimbangan sehingga Romy mengambil jabatan tersebut.
“Tradisi itu berlangsung. Kemarin Mardiono meminta Suharso ketua Majelis Pertimbangan, tapi Suharso tak bersedia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Romy mengaku tak akan mengajukan diri kembali untuk menjadi ketum PPP. Bagi dia, kini langkah politik saat ini hanya ditujukan untuk memenangkan PPP di pemilu 2024.
“Terlalu jauh, tak bisa bicara panjang ke sana,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengaku akan mengoptimalkan kerjanya sebagai ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP untuk mendongkrak suara partai di Pemilu 2024. Termasuk, mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sempat jatuh karena ulah korupsi yang ia sudah pertanggungjawabkan secara hukum.
“Pada prinsipnya kami di PPP, ada pekerjaan rumah yang besar yaitu mengembalikan kepercayaan umat. Banyak disampaikan Mardiono Plt Ketum PPP bahwa PPP di Pemilu 2024 harus mendapatkan 40 kursi seperti pada (Pemilu) 2014 dapatkan. Ini bukan PR yang ringan,” ujar Romy menambahkan.