
INILAHSULSEL.COM – PJ Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, bersama Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol Adang Ginanjar, Danlanal Mamuju Letkol Dedi Andriyatno, dan Danrem 142/Tatag Brigjen TNI Deni Rejeki, menandatangani Nota Kesepahaman di Graha Sandeq, Komplek Rujab Gubernur Sulawesi Barat, pada Senin (3/06/2024).
Kesepakatan itu sebagai langkah dalam mewujudkan Ketahanan Pangan, Penghijauan, dan Pengurangan Emisi Gas Karbon di wilayah Sulbar.
Komitmen bersama ini adalah bagian dari upaya Pemerintah Provinsi dan Forkopimda Sulawesi Barat untuk menjaga lingkungan serta membangun ekosistem ekonomi hijau dan biru di wilayah tersebut.
Pj. Bahtiar menyatakan bahwa keterlibatan TNI AL dalam penandatanganan nota kesepahaman bertujuan untuk mendorong pembangunan ekosistem ekonomi biru.
“Ini merupakan langkah pertama di Indonesia yang melibatkan kerjasama antara Pemerintah Daerah, TNI AD, Polri, dan TNI AL. Penghijauan terkait dengan daratan, sementara ekonomi biru berfokus pada laut. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa selain membangun ekosistem ekonomi hijau, kami juga ingin membangun ekosistem ekonomi biru,” ujar Pj. Gubernur Bahtiar.
Menurut Bahtiar, kegagalan dalam program penghijauan terjadi karena biasanya hanya dilakukan penanaman pohon.
“Kita harus mencoba mengubah jenis pohon yang ditanam menjadi pohon buah, seperti nangka, sukun, atau jenis buah lainnya. Dengan demikian, masyarakat akan lebih tertarik untuk merawat pohon tersebut. Kita harus menanam pohon yang dapat menjadi sumber gizi bagi masyarakat,” ungkapnya.
Komitmen bersama ini juga merupakan upaya antisipasi terhadap bencana. Mengingat Sulbar memiliki risiko bencana yang tinggi, maka diperlukan partisipasi semua pihak dalam penanganan persoalan kebencanaan.
“Semua pihak harus terlibat, termasuk perbankan melalui program tanggung jawab sosial, perusahaan-perusahaan, perguruan tinggi, dan lain-lain. Ini adalah tugas bersama kita sebagai manusia,” tambahnya.
Fenomena pemanasan global saat ini menjadi ancaman serius jika tidak segera memberikan perhatian kepada lingkungan.
“Ketika ekosistem alam rusak, maka ketahanan pangan juga akan terganggu. Dan ketika itu terjadi, akan berujung pada konflik. Oleh karena itu, apa yang kami lakukan memiliki dampak besar bagi masa depan,” jelasnya.
Komitmen bersama antara Polda, TNI AL, dan TNI AD juga merupakan bagian dari kampanye untuk menyelamatkan bumi. “Dengan daya dukung planet yang semakin lemah, kita harus menyelamatkannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Danlanal Mamuju, Letkol Laut (P) Dedy Andriyatno, menyatakan bahwa Lanal Mamuju siap mendukung program Pemprov Sulbar, terutama yang terkait dengan ekonomi biru.
“Ekonomi biru adalah rancangan untuk mengoptimalkan sumber daya air guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi kreatif yang tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Dedy menambahkan bahwa AL, khususnya Lanal Mamuju, akan mendukung semua program yang bermanfaat bagi ekosistem laut. Bahkan, ke depannya, program Lanal Mamuju akan difokuskan pada keberlanjutan ekosistem laut.
“Program-program dari Lanal Mamuju akan difokuskan pada keberlanjutan ekosistem laut yang bermanfaat dan berkelanjutan bagi masyarakat,” tambah Dedy Andriyatno.