Digitalisasi dan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memainkan peran penting dalam pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah melalui pemanfaatan teknologi canggih yang memungkinkan layanan keuangan lebih inklusif, efisien, dan mudah diakses.
Transformasi digital di sektor keuangan syariah tidak hanya berfokus pada transaksi perbankan, tetapi juga merambah ke berbagai layanan seperti pembayaran daring, manajemen investasi halal, hingga penyaluran pembiayaan berbasis prinsip syariah. Dengan adanya AI, analisis data menjadi lebih presisi, sehingga memungkinkan perusahaan keuangan untuk menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Menurut laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2023, industri keuangan syariah di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan, dengan total aset mencapai Rp2.582 triliun dan peningkatan sebesar 9,04% secara tahunan (year-on-year). Keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh adopsi teknologi digital yang memperluas jangkauan layanan keuangan syariah ke seluruh lapisan masyarakat.
Dalam upaya memperkuat inklusi keuangan syariah berbasis teknologi, sejumlah perusahaan di Indonesia telah mengambil langkah strategis. Salah satunya adalah kemitraan antara PT Bank Aladin Syariah Tbk (Bank Aladin Syariah) dan Flip, sebuah platform teknologi keuangan terkemuka di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, Bank Aladin Syariah dan Flip menghadirkan solusi inovatif yang dapat diakses oleh jutaan masyarakat melalui aplikasi digital.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas akses keuangan syariah berbasis digital yang mudah, aman, dan terjangkau.
“Kolaborasi dengan Flip memungkinkan kami untuk menjangkau lebih banyak masyarakat, menghadirkan layanan keuangan syariah yang modern dan berbasis teknologi. Dengan dukungan AI, kami dapat memahami perilaku nasabah lebih baik dan menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Koko dalam keterangan resminya, Rabu (22/1).
Sementara itu, Founder dan Presiden Direktur Flip, Rafi Putra Arriyan, menegaskan bahwa sinergi antara teknologi dan perbankan syariah merupakan langkah penting dalam menciptakan ekosistem keuangan yang lebih adil dan inklusif.
“Dengan pemanfaatan teknologi AI, kami dapat memberikan layanan yang lebih personal, cepat, dan akurat bagi pengguna yang ingin mengadopsi prinsip-prinsip keuangan syariah dalam kehidupan mereka,” ujar Rafi.
Pakar ekonomi syariah menyambut baik perkembangan ini dan menyatakan bahwa integrasi teknologi AI dalam layanan keuangan syariah dapat meningkatkan efisiensi operasional serta memperkuat transparansi dan kepatuhan terhadap prinsip syariah.
Seiring dengan perkembangan zaman, pemanfaatan teknologi AI dan digitalisasi diyakini akan terus memperkuat daya saing industri keuangan syariah di Indonesia. Pemerintah dan regulator pun diharapkan dapat terus mendorong inovasi di sektor ini agar masyarakat dapat merasakan manfaat keuangan syariah yang lebih luas, mudah diakses, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.